Sebutkan contoh ilmu yang bermanfaat dalam agama Islam​ ?

Sebutkan contoh ilmu yang bermanfaat dalam agama Islam​ ?

Jawaban 1 :

Contoh ilmu yang bermanfaat dalam agama islam adalah

Mengajarkan cara membaca al qur’an kepada anak-anak
Menggunakan ilmu yang dimiliki untuk mengobati orang yang terluka dengan ikhlas
Menggunakan ilmu yang dimiliki untuk mengajarkan masyarakat sehingga dapat meringankan beban kehidupan masyarakat
Mengajari seseorang cara membaca dan menulis yang baik

Dijawab Oleh :

Dr. Yohanes Nong Loar, M.Pd

Jawaban 2 :

Contoh ilmu yang bermanfaat dalam agama islam adalah

Mengajarkan cara membaca al qur’an kepada anak-anak
Menggunakan ilmu yang dimiliki untuk mengobati orang yang terluka dengan ikhlas
Menggunakan ilmu yang dimiliki untuk mengajarkan masyarakat sehingga dapat meringankan beban kehidupan masyarakat
Mengajari seseorang cara membaca dan menulis yang baik

Dijawab Oleh :

Arif Kuswandi, S.Pd.I

Penjelasan :

Memahami Hakikat Ilmu yang Bermanfaat dalam Islam

Sebelum menyebutkan contoh-contohnya, penting untuk memahami terlebih dahulu kriteria sebuah ilmu dianggap bermanfaat. Sebuah pengetahuan menjadi bernilai dalam pandangan Islam jika ia memenuhi beberapa kriteria fundamental.

Pertama, ilmu tersebut harus dapat menambah rasa takut (khasyyah) dan ketakwaan kepada Allah SWT. Semakin seseorang berilmu, seharusnya semakin ia menyadari keagungan Allah dan kelemahannya sebagai hamba. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Fathir ayat 28, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang-orang yang berilmu)”.

Kedua, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Pengetahuan yang hanya tersimpan di dalam pikiran tanpa diwujudkan dalam perbuatan diibaratkan seperti pohon yang tak berbuah. Ilmu tersebut harus mampu memperbaiki akhlak, menyempurnakan ibadah, dan memandu muamalah sehari-hari sesuai dengan syariat.

Baca Juga:  Perbedaan antara haji dan umrah adalah ?

Ketiga, ilmu tersebut harus membawa kebaikan bagi umat manusia dan alam semesta. Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam), sehingga ilmu yang dikembangkan harus sejalan dengan prinsip ini, bukan untuk menciptakan kerusakan atau kesengsaraan.

Klasifikasi Ilmu Bermanfaat: Fardhu ‘Ain dan Fardhu Kifayah

Para ulama membagi kewajiban menuntut ilmu menjadi dua kategori utama, yaitu Fardhu ‘Ain dan Fardhu Kifayah. Pembagian ini membantu kita memprioritaskan ilmu mana yang harus didahulukan dan dipelajari oleh setiap individu Muslim.

Ilmu Fardhu ‘Ain: Fondasi Keimanan Setiap Muslim

Ilmu Fardhu ‘Ain adalah jenis ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim yang telah mukalaf (baligh dan berakal) tanpa terkecuali. Kelalaian dalam mempelajarinya akan menyebabkan dosa. Ilmu ini merupakan fondasi dasar bagi sahnya iman dan Islam seseorang. Beberapa contoh utamanya adalah:

  • Ilmu Tauhid (Aqidah): Ini adalah ilmu yang paling fundamental, yaitu pengetahuan untuk mengenal Allah SWT, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta meyakini keesaan-Nya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai rukun iman: iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta qada dan qadar.
  • Ilmu Fiqih Ibadah Praktis: Setiap Muslim wajib mengetahui tata cara beribadah yang benar. Ini mencakup ilmu tentang bersuci (thaharah), tata cara shalat (shalat), puasa (shaum), zakat, dan haji bagi yang mampu. Ilmu ini memastikan ibadah yang kita lakukan diterima di sisi Allah.
  • Ilmu Akhlak (Tasawuf): Ilmu ini berkaitan dengan penyucian jiwa (tazkiyatun nafs). Seorang Muslim wajib mengetahui sifat-sifat terpuji (mahmudah) untuk diamalkan, seperti ikhlas, sabar, dan syukur. Sebaliknya, ia juga wajib mengetahui sifat-sifat tercela (madzmumah) untuk dihindari, seperti riya, sombong, dan hasad.

Ilmu Fardhu Kifayah: Membangun Kemaslahatan Umat

Ilmu Fardhu Kifayah adalah ilmu yang wajib ada di tengah komunitas Muslim. Jika sebagian orang telah mempelajarinya hingga taraf mencukupi kebutuhan umat, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Namun, jika tidak ada satu pun yang mempelajarinya, maka seluruh komunitas di wilayah tersebut akan menanggung dosa. Ilmu-ilmu ini penting untuk membangun peradaban dan menjaga kemaslahatan umat secara luas.

Baca Juga:  Bagaimana menurut pendapat kalian jika ada teman ber su'udzan kepada kalian ?

Ilmu Fardhu Kifayah menunjukkan bahwa Islam tidak membatasi pengetahuan hanya pada aspek ritual. Sesungguhnya, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dapat menopang kehidupan dan kemajuan umat, selama dilandasi dengan niat yang benar.

Keseimbangan Antara Keduanya

Seorang Muslim dituntut untuk menyeimbangkan antara penguasaan ilmu Fardhu ‘Ain dan kontribusinya dalam ilmu Fardhu Kifayah. Seorang dokter atau insinyur yang hebat (Fardhu Kifayah) tetap tidak terlepas dari kewajiban untuk mengetahui cara shalat yang benar (Fardhu ‘Ain). Keseimbangan inilah yang akan melahirkan para profesional yang bertakwa dan cendekiawan yang berakhlak mulia.

Contoh Konkret Ilmu Fardhu Kifayah yang Bermanfaat

Cakupan ilmu Fardhu Kifayah sangatlah luas dan dinamis sesuai dengan perkembangan zaman. Ilmu-ilmu ini menjadi bermanfaat ketika diniatkan untuk mencari ridha Allah dan memberikan solusi atas permasalahan umat.

Ilmu-Ilmu Agama Tingkat Lanjut

Selain dasar-dasar yang bersifat Fardhu ‘Ain, mendalami ilmu-ilmu agama secara spesialis juga termasuk Fardhu Kifayah. Umat membutuhkan para ahli untuk menjadi rujukan.

  • Ilmu Tafsir Al-Qur’an: Memahami makna dan kandungan Al-Qur’an secara mendalam.
  • Ilmu Hadis: Mengkaji, memverifikasi, dan memahami hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.
  • Ushul Fiqh: Mempelajari kaidah-kaidah untuk mengeluarkan hukum dari dalil-dalil syar’i.
  • Sejarah Peradaban Islam (Tarikh): Mengambil pelajaran dari kejayaan dan kemunduran umat Islam di masa lalu.

Ilmu-Ilmu Alam dan Teknologi

Mempelajari alam semesta adalah perintah Al-Qur’an agar manusia merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah. Ketika ilmu-ilmu ini digunakan untuk kemaslahatan, nilainya menjadi sangat tinggi.

Ilmu Kedokteran dan Kesehatan

Menjaga jiwa (hifdzun nafs) adalah salah satu dari lima tujuan utama syariat Islam (Maqasid al-Syariah). Ilmu kedokteran, farmasi, dan ilmu kesehatan lainnya berperan langsung dalam menjaga kesehatan dan menyelamatkan nyawa manusia. Seorang dokter Muslim yang bekerja dengan niat ibadah akan mendapatkan pahala yang besar.

Baca Juga:  Dalam surah Al Mu'min ayat 60 Allah berjanji bahwa​ ?

Ilmu Teknik dan Arsitektur

Membangun infrastruktur yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat, seperti jembatan, jalan, sumber air bersih, dan bangunan yang layak huni, adalah wujud nyata dari kontribusi ilmu ini. Demikian pula arsitektur yang merancang masjid yang nyaman atau pemukiman yang sehat dan teratur.

Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi

Untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan teratur, umat Islam juga memerlukan para ahli di bidang ilmu sosial dan humaniora.

  • Ilmu Ekonomi Islam: Mengembangkan sistem ekonomi yang bebas dari riba, adil, dan menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat.
  • Ilmu Hukum dan Pemerintahan: Menegakkan keadilan dan mengatur kehidupan bernegara sesuai dengan prinsip-prinsip syariat.
  • Ilmu Komunikasi dan Jurnalistik: Menyebarkan informasi yang benar, melakukan dakwah, serta menangkal berita bohong (hoax) yang dapat memecah belah umat.

Waspada Terhadap Ilmu yang Tidak Bermanfaat

Sebagai penyeimbang, Islam juga memperingatkan umatnya dari ilmu yang tidak bermanfaat. Rasulullah SAW sendiri sering berlindung kepada Allah dari ilmu jenis ini. Ciri-cirinya antara lain adalah ilmu yang tidak diamalkan, menimbulkan kesombongan, memicu perdebatan sia-sia, atau ilmu sihir dan perdukunan yang jelas-jelas diharamkan.

Ilmu yang tidak mendekatkan diri kepada Allah dan tidak membawa kebaikan bagi sesama pada hakikatnya bukanlah ilmu yang sejati. Ia hanyalah informasi kosong yang akan menjadi beban dan pertanggungjawaban di akhirat kelak. Inilah penegasan kembali bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang memiliki tujuan mulia.

Kesimpulan

Contoh ilmu yang bermanfaat dalam agama Islam sangatlah luas, mencakup aspek spiritual, ritual, sosial, hingga sains dan teknologi. Kuncinya terletak pada niat dan tujuannya. Selama sebuah ilmu dipelajari dengan niat untuk mengenal Allah, menaati perintah-Nya, dan memberikan manfaat bagi sesama makhluk, maka ilmu tersebut akan bernilai ibadah.

Pembagian ilmu menjadi Fardhu ‘Ain dan Fardhu Kifayah memberikan panduan yang jelas bagi umat Islam dalam menapaki jenjang pendidikan dan keilmuan. Dengan memenuhi kewajiban Fardhu ‘Ain dan berkontribusi sesuai kemampuan dalam bidang Fardhu Kifayah, setiap Muslim dapat berperan dalam membangun individu yang saleh sekaligus peradaban yang unggul. Pada akhirnya, kita harus selalu ingat bahwa esensi dari pengetahuan dalam Islam adalah manfaat yang dihasilkannya, karena sejatinya, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang sebenarnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top