Jelaskan secara singkat riwayat perjuangan ki hajar dewantara ?

Jelaskan secara singkat riwayat perjuangan ki hajar dewantara ?

Jawaban 1 :

Kisah singkat perjuangan pahlawan nasional Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara adalah pahlawan nasional Indonesia yang berjuang memperjuangan pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara memeperjuangkan hak-hak pendidikan yang harusnya diperoleh oleh masyarakat Indonesia. Ki Hajar Dewantara menempuh pendidikan ke luar negeri dan menerapkannya di Indonesia yaitu dengan mendirikan tempat pendidikan yang diberi nama Taman Siswa.

Dijawab Oleh :

Dr. Yohanes Nong Loar, M.Pd

Jawaban 2 :

Kisah singkat perjuangan pahlawan nasional Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara adalah pahlawan nasional Indonesia yang berjuang memperjuangan pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara memeperjuangkan hak-hak pendidikan yang harusnya diperoleh oleh masyarakat Indonesia. Ki Hajar Dewantara menempuh pendidikan ke luar negeri dan menerapkannya di Indonesia yaitu dengan mendirikan tempat pendidikan yang diberi nama Taman Siswa.

Dijawab Oleh :

Arif Kuswandi, S.Pd.I

Penjelasan :

Awal Kehidupan dan Latar Belakang Bangsawan

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Sebagai seorang keturunan bangsawan dari Kadipaten Pakualaman, ia memiliki akses istimewa terhadap pendidikan gaya Barat yang pada masa itu sangat terbatas bagi pribumi.

Pendidikannya dimulai di ELS (Europeesche Lagere School), sekolah dasar untuk anak-anak Eropa, lalu dilanjutkan ke STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) atau Sekolah Dokter Bumiputera di Batavia. Sayangnya, karena masalah kesehatan, ia tidak dapat menyelesaikan studinya di STOVIA. Namun, kegagalannya di sekolah formal inilah yang justru membuka gerbang perjuangannya di bidang lain: jurnalisme dan politik.

Baca Juga:  Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam kebudayaan setempat merupakan salah satu proses pengaruh kebudayaan lain yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya yaitu​ ?

Perjuangan Melalui Tulisan dan Gerakan Politik

Menyadari kekuatan kata-kata, Suwardi Suryaningrat memulai kariernya sebagai wartawan dan penulis. Tulisannya yang tajam dan kritis kerap dimuat di berbagai surat kabar, seperti De Expres, Oetoesan Hindia, dan Kaoem Moeda. Melalui media inilah ia menyuarakan perlawanan terhadap ketidakadilan pemerintah kolonial Belanda.

Kritik Pedas Terhadap Pemerintah Kolonial

Puncak perlawanannya melalui tulisan terjadi pada tahun 1913. Saat itu, pemerintah kolonial berencana merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari penjajahan Prancis dengan menarik iuran dari rakyat Hindia Belanda. Suwardi menganggap hal ini sebagai sebuah ironi yang menyakitkan.

Ia kemudian menulis sebuah artikel satir yang sangat terkenal berjudul “Als ik een Nederlander was” (Andai Aku Seorang Belanda). Dalam tulisan itu, ia menyindir dengan keras, “Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya.” Tulisan ini mengguncang pemerintah kolonial dan dianggap sangat provokatif.

Pembentukan Indische Partij

Tidak hanya berjuang lewat tulisan, Suwardi juga aktif dalam pergerakan politik. Bersama dengan Dr. E.F.E. Douwes Dekker (Setiabudi) dan Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij pada tahun 1912.

Partai ini adalah partai politik pertama di Hindia Belanda yang secara terang-terangan bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Mereka mengusung slogan “Indië voor Indiërs” (Hindia untuk orang Hindia), yang menyerukan persatuan semua penduduk asli dan non-asli yang menganggap Hindia sebagai tanah air mereka.

Akibat Perlawanan: Masa Pengasingan

Akibat tulisan “Als ik een Nederlander was” dan aktivitas politiknya di Indische Partij, Suwardi Suryaningrat bersama dua rekannya ditangkap dan diasingkan ke Belanda pada tahun 1913. Namun, masa pengasingan ini bukanlah akhir dari perjuangannya.

Baca Juga:  Bagaimana solusi untuk seorang pelajar jurusan TKJ yang gaptek ?

Di Belanda, ia justru semakin giat mempelajari dunia pendidikan dan pengajaran. Ia mendalami ide-ide dari para reformis pendidikan Eropa seperti Maria Montessori dan Friedrich Fröbel. Pengalaman di pengasingan inilah yang membentuk visi pendidikannya dan menjadi bekal untuk perjuangan di babak selanjutnya.

Lahirnya Taman Siswa: Senjata Perjuangan Lewat Pendidikan

Setelah kembali ke tanah air pada tahun 1919, Suwardi Suryaningrat menyadari bahwa perjuangan politik secara langsung sering kali berujung pada represi. Ia pun mengubah strategi perjuangannya, beralih dari medan politik ke medan pendidikan. Baginya, mencerdaskan bangsa adalah cara paling mendasar untuk mencapai kemerdekaan sejati.

Filosofi dan Konsep Dasar

Pada 3 Juli 1922, ia mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau yang lebih dikenal sebagai Taman Siswa di Yogyakarta. Pendirian sekolah ini adalah bentuk perlawanan budaya terhadap sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif dan materialistis.

Taman Siswa didirikan dengan tujuan memberikan pendidikan yang berakar pada budaya bangsa, memanusiakan manusia, dan menumbuhkan jiwa merdeka pada setiap murid. Inilah momen penting dalam sejarah hidup pahlawan indonesia ki hajar dewantara yang menandai transformasi namanya dari Suwardi Suryaningrat menjadi Ki Hajar Dewantara, sebagai simbol pelepasan gelar kebangsawanannya untuk lebih dekat dengan rakyat.

Konsep Trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Gagasan pendidikan Ki Hajar Dewantara terangkum dalam semboyan terkenalnya yang hingga kini menjadi landasan pendidikan di Indonesia. Konsep ini dikenal sebagai Trilogi Pendidikan.

1. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Artinya, “di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik.” Seorang guru atau pemimpin harus menjadi panutan bagi murid-muridnya dalam segala aspek kehidupan.

2. Ing Madya Mangun Karsa

Artinya, “di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide.” Pendidik berperan sebagai fasilitator yang membangkitkan semangat dan motivasi belajar dari dalam diri siswa.

Baca Juga:  Sebutkan penjelasan panjang tentang uud nomor 9 tahun 1998​ ?

3. Tut Wuri Handayani

Artinya, “dari belakang, seorang guru harus memberikan dorongan dan arahan.” Pendidik memberikan kebebasan kepada siswa untuk berkembang sesuai potensinya, sambil terus mengawasi dan memberikan dukungan saat diperlukan. Semboyan inilah yang kini menjadi logo Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia.

Warisan dan Pengakuan Sebagai Pahlawan

Setelah Indonesia merdeka, jasa-jasa Ki Hajar Dewantara diakui oleh negara. Ia diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia yang pertama dalam kabinet presidensial pertama Republik Indonesia. Perannya sangat vital dalam meletakkan dasar-dasar sistem pendidikan nasional yang merdeka.

Atas segala dedikasi dan perjuangannya, pemerintah Indonesia menganugerahinya gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Lebih dari itu, berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959, Ki Hajar Dewantara secara resmi diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Hari kelahirannya, 2 Mei, ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Kesimpulan

Riwayat perjuangan Ki Hajar Dewantara adalah sebuah epik tentang bagaimana pendidikan dapat menjadi alat perlawanan yang paling kuat. Ia bertransformasi dari seorang jurnalis radikal menjadi seorang pendidik visioner yang mengubah wajah pendidikan di Indonesia. Perjuangannya mengajarkan bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya diraih melalui senjata, tetapi melalui pikiran yang tercerahkan dan jiwa yang merdeka.

Warisan pahlawan indonesia ki hajar dewantara tidak hanya berupa institusi Taman Siswa atau semboyan yang kita hafal, tetapi sebuah filosofi mendalam bahwa pendidikan harus membebaskan, bukan membelenggu. Semangatnya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan terus relevan dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi penerus Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top