Hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah ?

Hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah ?

Jawaban 1 :

Berikut hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran :

Menganalisis Capaian Pembelajaran, sebelum menyusun alur tujuan yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran yaitu dengan menganaisis capaian pembelajaran atau yang sering disebut dengan CP.
Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik, Asesmen diagnostik merupakan asesmen yang bertujuan mengidentifikasi kompetensi, kekuatan dan kelemahan yang ada pada murid atau peserta didik. Hasil dari tahapan ini yaitu dapat digunakan pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Mengembangkan Modul Ajar, pengembangan modul ajar mempunyai tujuan untuk mengembangkat perangkat yang dapat membantu pendidik menjalani pembelajaran.
Penyesuaian Pembelajaran, Dalam Penyesuaian pembelajaran harus dilakukan dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik. Biasanya, pembelajaran paradigma baru harus berpusat pada peserta didik.
Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif.
Pelaporan Kemajuan Belajar, dalam pelaporan hasil belajar biasanya terdapat bentuk yang efektif yaitu pelaporan yang melibatkan semua pihak seperti peserta didik dan orang tuanya.
Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen, mengevaluasi adalah salah satu yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran. Selanjutnya, pendidik dapat melakukan identifikasi hal apa saja yang berhasil maupun belum berhasil.
Pembahasan
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan pembelajaran yaitu dengan menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran sebenarnya mempunyai fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai silabus untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja.

Dijawab Oleh :

Sugiamma, M.Pd

Jawaban 2 :

Berikut hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran :

Menganalisis Capaian Pembelajaran, sebelum menyusun alur tujuan yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran yaitu dengan menganaisis capaian pembelajaran atau yang sering disebut dengan CP.
Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik, Asesmen diagnostik merupakan asesmen yang bertujuan mengidentifikasi kompetensi, kekuatan dan kelemahan yang ada pada murid atau peserta didik. Hasil dari tahapan ini yaitu dapat digunakan pendidik untuk merencanakan pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Mengembangkan Modul Ajar, pengembangan modul ajar mempunyai tujuan untuk mengembangkat perangkat yang dapat membantu pendidik menjalani pembelajaran.
Penyesuaian Pembelajaran, Dalam Penyesuaian pembelajaran harus dilakukan dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik. Biasanya, pembelajaran paradigma baru harus berpusat pada peserta didik.
Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif.
Pelaporan Kemajuan Belajar, dalam pelaporan hasil belajar biasanya terdapat bentuk yang efektif yaitu pelaporan yang melibatkan semua pihak seperti peserta didik dan orang tuanya.
Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen, mengevaluasi adalah salah satu yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran. Selanjutnya, pendidik dapat melakukan identifikasi hal apa saja yang berhasil maupun belum berhasil.
Pembahasan
Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan pembelajaran yaitu dengan menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran sebenarnya mempunyai fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai silabus untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun. Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja.

Dijawab Oleh :

Susi Ferawati, S.Pd

Penjelasan :

Memahami Fondasi Penting dalam Perancangan Pembelajaran

Perancangan pembelajaran yang efektif adalah sebuah proses sistematis yang membutuhkan pemikiran mendalam dan analisis komprehensif. Ini bukan sekadar tentang daftar topik yang akan diajarkan, melainkan bagaimana pengalaman belajar akan dirancang untuk memfasilitasi akuisisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diinginkan. Fondasi ini menjadi pijakan awal sebelum melangkah lebih jauh ke dalam detail-detail teknis penyusunan tujuan pembelajaran.

Baca Juga:  Yang termasuk output jangka panjang dari kurikulum nasional adalah​ ?

Penting untuk diingat bahwa setiap keputusan dalam perancangan pembelajaran akan berdampak pada hasil akhir yang dicapai oleh peserta didik. Oleh karena itu, pendekatan yang holistik dan berorientasi pada peserta didik harus menjadi prinsip utama. Membangun fondasi yang kuat berarti memastikan bahwa seluruh elemen pembelajaran saling terhubung dan mendukung satu sama lain, mulai dari identifikasi kebutuhan hingga evaluasi akhir.

Mengidentifikasi Konteks Pembelajaran dan Karakteristik Peserta Didik

Salah satu hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah melakukan identifikasi menyeluruh terhadap konteks pembelajaran dan karakteristik unik dari peserta didik. Pemahaman mendalam tentang siapa yang akan belajar dan dalam lingkungan seperti apa mereka akan belajar adalah prasyarat mutlak untuk merumuskan tujuan yang relevan dan dapat dicapai. Tanpa analisis ini, tujuan yang ditetapkan bisa jadi tidak realistis atau tidak sesuai dengan kebutuhan audiens.

Analisis Kebutuhan Peserta Didik

Menganalisis kebutuhan peserta didik melibatkan pengumpulan data mengenai berbagai aspek yang memengaruhi proses belajar mereka. Ini mencakup latar belakang demografi, tingkat pengetahuan awal, pengalaman sebelumnya, serta gaya belajar yang cenderung mereka gunakan. Informasi ini sangat berharga untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran dan materi pembelajaran.

Sebagai contoh, mengetahui bahwa peserta didik memiliki tingkat pengetahuan awal yang beragam akan mendorong perancang pembelajaran untuk menyediakan materi pengayaan atau remedial. Demikian pula, pemahaman tentang preferensi gaya belajar (visual, auditori, kinestetik) dapat membantu dalam memilih metode penyampaian yang paling efektif. Analisis ini membantu memastikan bahwa tujuan pembelajaran berakar pada realitas dan potensi peserta didik.

Penilaian Konteks Lingkungan Pembelajaran

Lingkungan pembelajaran mencakup segala sesuatu yang mengelilingi proses belajar, mulai dari fasilitas fisik hingga ketersediaan sumber daya dan dukungan teknologi. Penilaian terhadap konteks ini akan mengungkapkan potensi dan batasan yang ada, yang pada gilirannya akan memengaruhi perumusan tujuan pembelajaran. Lingkungan yang kondusif dan didukung sumber daya yang memadai akan memungkinkan tujuan yang lebih ambisius.

Sebaliknya, keterbatasan sumber daya atau fasilitas mungkin mengharuskan tujuan pembelajaran disesuaikan agar tetap realistis dan dapat dicapai. Misalnya, jika akses terhadap laboratorium terbatas, tujuan yang berfokus pada praktik langsung mungkin perlu dimodifikasi atau dilengkapi dengan simulasi virtual. Penilaian ini juga mencakup aspek sosial dan budaya yang mungkin memengaruhi interaksi dan partisipasi peserta didik.

Menentukan Tujuan Umum Pembelajaran (Goal Setting)

Sebelum merumuskan tujuan pembelajaran yang sangat spesifik dan operasional, penting untuk menetapkan tujuan umum atau sasaran pembelajaran yang lebih luas. Tujuan umum ini berfungsi sebagai arah kompas yang memberikan gambaran besar tentang apa yang ingin dicapai dari keseluruhan program atau unit pembelajaran. Ini adalah hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah untuk mendapatkan perspektif makro.

Tujuan umum biasanya dinyatakan dalam bentuk yang lebih luas dan kurang terukur dibandingkan tujuan pembelajaran spesifik. Misalnya, “Peserta didik mampu memahami prinsip-prinsip dasar ekonomi” adalah tujuan umum, sementara tujuan pembelajaran spesifiknya bisa jadi “Peserta didik dapat menjelaskan konsep penawaran dan permintaan”. Penetapan tujuan umum membantu menjaga konsistensi dan koherensi seluruh proses perancangan pembelajaran.

Mengkaji Standar Kompetensi dan Kurikulum yang Relevan

Setelah memahami konteks dan peserta didik, hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah mengkaji standar kompetensi dan kurikulum yang berlaku. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang akan dirumuskan selaras dengan pedoman resmi dan persyaratan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan atau otoritas terkait. Kepatuhan terhadap standar ini menjamin kualitas dan akuntabilitas program pembelajaran.

Baca Juga:  Jelaskan mengapa positioning penting ?​

Pemahaman Mendalam Terhadap Kurikulum Nasional atau Institusional

Setiap jenjang pendidikan atau program pelatihan biasanya memiliki kurikulum atau panduan yang mengatur standar kompetensi dan materi yang harus diajarkan. Pemahaman mendalam terhadap dokumen-dokumen ini adalah esensial. Ini melibatkan membaca, menafsirkan, dan mengidentifikasi poin-poin kunci yang menjadi acuan utama dalam perancangan pembelajaran. Kurikulum dapat memberikan kerangka kerja yang jelas mengenai apa yang diharapkan dari peserta didik.

Memahami kurikulum juga berarti mengidentifikasi filosofi di baliknya, pendekatan pedagogis yang disarankan, serta indikator-indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini akan membantu dalam menyelaraskan tujuan pembelajaran yang disusun agar tidak hanya relevan secara substantif tetapi juga sesuai dengan arah kebijakan pendidikan yang berlaku.

Menguraikan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) atau Standar Kompetensi

Kurikulum seringkali menyajikan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) atau standar kompetensi dalam bentuk pernyataan umum. Hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah menguraikan pernyataan-pernyataan umum ini menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan terukur. Proses ini dikenal sebagai dekomposisi standar, di mana kompetensi besar dipecah menjadi sub-kompetensi atau kemampuan yang lebih spesifik.

Misalnya, jika CPL menyatakan “Lulusan mampu menganalisis permasalahan sosial,” maka ini perlu diuraikan menjadi kemampuan-kemampuan spesifik seperti “Mengidentifikasi akar masalah sosial,” “Mengumpulkan data relevan,” “Mengevaluasi berbagai perspektif,” dan seterusnya. Penguraian ini akan menjadi dasar yang kuat untuk merumuskan tujuan pembelajaran yang operasional.

Sinkronisasi dengan Kebutuhan Industri atau Masyarakat (Jika Relevan)

Untuk program-program pendidikan vokasi atau pelatihan profesional, hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah melakukan sinkronisasi dengan kebutuhan industri atau masyarakat. Ini berarti mengidentifikasi keterampilan dan pengetahuan yang paling dicari di pasar kerja atau yang dibutuhkan untuk mengatasi tantangan sosial. Keterlibatan pihak eksternal, seperti asosiasi profesi atau perwakilan industri, sangat berharga dalam proses ini.

Melalui survei, wawancara, atau studi kasus, perancang pembelajaran dapat memperoleh wawasan tentang kompetensi yang relevan dan terkini. Sinkronisasi ini memastikan bahwa lulusan tidak hanya menguasai teori tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang aplikatif dan sesuai dengan tuntutan dunia nyata, sehingga meningkatkan relevansi dan daya saing mereka.

Menentukan Ruang Lingkup Materi dan Sumber Belajar

Setelah semua analisis dan kajian awal selesai, hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah menentukan ruang lingkup materi yang akan diajarkan serta mengidentifikasi sumber-sumber belajar yang relevan. Langkah ini adalah jembatan antara standar kompetensi dan implementasi pembelajaran yang sebenarnya. Penentuan ini akan memastikan bahwa tujuan pembelajaran dapat didukung oleh konten yang memadai dan sumber daya yang tersedia.

Batasan dan Kedalaman Materi

Menentukan batasan materi berarti memutuskan apa saja yang akan dimasukkan dan apa yang tidak akan diajarkan dalam program pembelajaran. Ini juga melibatkan penentuan kedalaman materi—seberapa rinci suatu topik akan dibahas. Keputusan ini harus didasarkan pada tujuan umum, karakteristik peserta didik, dan waktu yang tersedia. Terlalu banyak materi dengan kedalaman yang kurang akan menghasilkan pemahaman yang dangkal, sementara terlalu sedikit materi mungkin tidak memenuhi standar.

Prioritisasi adalah kunci dalam tahap ini. Materi inti yang esensial harus diidentifikasi dan diberikan penekanan. Pertimbangkan juga relevansi materi dengan kehidupan nyata atau konteks profesional peserta didik. Pembatasan yang jelas akan membantu perancang pembelajaran fokus pada aspek-aspek terpenting dan menghindari beban kognitif berlebihan bagi peserta didik.

Identifikasi Sumber Belajar Potensial

Identifikasi sumber belajar potensial melibatkan pencarian dan pengumpulan berbagai material yang dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Sumber belajar ini bisa sangat beragam, mulai dari buku teks, jurnal ilmiah, artikel, video, presentasi, simulasi, hingga studi kasus, atau bahkan narasumber ahli. Keragaman sumber belajar dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik.

Baca Juga:  Apa yang dimaksud pelajar yang berkebhinekaan global ?

Pertimbangkan berbagai format dan media untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda. Misalnya, video dapat efektif untuk penjelasan konsep visual, sementara diskusi kelompok dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Identifikasi sumber belajar tidak hanya tentang kuantitas, tetapi juga kualitas dan aksesibilitasnya.

Evaluasi Kualitas dan Relevansi Sumber Belajar

Tidak semua sumber belajar memiliki kualitas yang sama. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah mengevaluasi kualitas dan relevansi setiap sumber yang potensial. Kriteria evaluasi dapat mencakup akurasi informasi, kredibilitas penulis atau penerbit, aktualitas data, objektivitas, dan kesesuaian dengan tingkat pemahaman peserta didik.

Sumber yang relevan adalah yang secara langsung mendukung pencapaian tujuan pembelajaran dan selaras dengan materi yang telah ditentukan. Hindari penggunaan sumber yang usang, bias, atau tidak sesuai dengan konteud pembelajaran. Proses evaluasi ini memastikan bahwa peserta didik mendapatkan informasi yang sahih dan bermanfaat.

Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran

Dalam era digital saat ini, integrasi teknologi menjadi aspek penting dalam perancangan pembelajaran. Hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah mempertimbangkan bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Ini bisa berupa penggunaan Learning Management System (LMS), platform kolaborasi online, aplikasi interaktif, atau sumber belajar digital.

Pemanfaatan teknologi haruslah strategis, bukan sekadar mengikuti tren. Teknologi harus berfungsi sebagai alat untuk memfasilitasi pembelajaran, meningkatkan keterlibatan peserta didik, atau menyediakan akses ke sumber daya yang lebih luas. Pertimbangkan ketersediaan infrastruktur dan kemampuan teknologi peserta didik saat merencanakan integrasi ini.

Merumuskan Kriteria Penilaian dan Metode Asesmen Awal

Sebelum tujuan pembelajaran yang spesifik dirumuskan, hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah merumuskan kriteria penilaian dan menentukan metode asesmen awal. Langkah ini memastikan bahwa sejak awal, ada pemahaman yang jelas tentang bagaimana keberhasilan pembelajaran akan diukur. Penilaian bukan hanya di akhir, tetapi terintegrasi di sepanjang proses.

Menentukan Indikator Keberhasilan Pembelajaran

Indikator keberhasilan adalah tolok ukur spesifik yang menunjukkan bahwa peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran. Ini adalah hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah untuk memberikan arah yang jelas bagi perancang dan peserta didik. Indikator harus dapat diamati dan diukur, dan secara langsung terkait dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Misalnya, jika tujuan pembelajaran adalah “Peserta didik dapat menganalisis data keuangan,” maka indikator keberhasilannya bisa berupa “Peserta didik mampu mengidentifikasi tren dalam laporan keuangan,” atau “Peserta didik dapat menghitung rasio keuangan dasar dengan akurat.” Indikator ini akan memandu dalam pengembangan instrumen penilaian.

Pemilihan Metode Asesmen Formatif dan Sumatif

Pemilihan metode asesmen harus selaras dengan indikator keberhasilan dan jenis tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan memberikan umpan balik, sedangkan asesmen sumatif dilakukan di akhir untuk mengevaluasi pencapaian keseluruhan. Hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah mempertimbangkan keduanya.

Contoh metode asesmen formatif meliputi kuis singkat, diskusi kelas, tugas proyek kecil, atau observasi. Sementara itu, asesmen sumatif dapat berupa ujian tertulis, presentasi, proyek akhir, atau portofolio. Penting untuk memilih metode yang paling tepat untuk mengukur kompetensi tertentu dan memastikan validitas serta reliabilitas penilaian.

Kesimpulan

Menyusun alur tujuan pembelajaran adalah langkah fundamental dalam perancangan pendidikan yang efektif. Namun, keberhasilan penyusunan tersebut sangat bergantung pada serangkaian persiapan matang yang mendahuluinya. Hal yang perlu dilakukan sebelum menyusun alur tujuan pembelajaran adalah sebuah proses multidimensional yang meliputi identifikasi konteks dan karakteristik peserta didik, kajian mendalam terhadap standar kompetensi dan kurikulum, penentuan ruang lingkup materi dan sumber belajar, serta perumusan kriteria dan metode asesmen awal.

Setiap langkah pra-penyusunan ini memiliki peranan krusial dalam membentuk fondasi yang kuat, memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang dirumuskan tidak hanya relevan dan realistis, tetapi juga selaras dengan kebutuhan semua pihak terkait. Dengan melakukan persiapan yang cermat, perancang pembelajaran dapat menciptakan alur tujuan yang terarah, memfasilitasi pengalaman belajar yang bermakna, dan pada akhirnya, menghasilkan luaran peserta didik yang kompeten dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Investasi waktu dan upaya dalam tahap persiapan ini akan terbayar lunas dengan efektivitas dan keberhasilan program pembelajaran secara keseluruhan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top