Dalam surah Al Mu’min ayat 60 Allah berjanji bahwa ?
Jawaban 1 :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
Dijawab Oleh :
Dra. Nilawati, M.Pd
Jawaban 2 :
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.
Dijawab Oleh :
Aryani, S.Pd
Penjelasan :
Memahami Konteks Surah Al-Mu’min (Ghafir)
Surah Al-Mu’min, atau yang juga dikenal dengan nama Surah Ghafir, adalah surah ke-40 dalam Al-Qur’an dan tergolong sebagai surah Makkiyah, yang berarti diturunkan di Makkah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Surah ini terdiri dari 85 ayat dan dinamakan “Al-Mu’min” yang berarti “Orang Mukmin” karena mengisahkan seorang mukmin dari keluarga Fir’aun yang menyembunyikan keimanannya dan membela Nabi Musa AS.
Secara umum, Surah Al-Mu’min memiliki tema sentral tentang tauhid (keesaan Allah), kekuasaan-Nya yang mutlak, dan kebenaran hari kebangkitan. Surah ini banyak membahas tentang urgensi dakwah, akibat dari kesombongan dan penolakan terhadap kebenaran, serta janji pertolongan Allah bagi hamba-Nya yang beriman. Di tengah-tengah pembahasan yang menggetarkan jiwa ini, terselip al mu min ayat 60 yang menjadi mercusuar harapan bagi setiap hamba yang merasa lemah dan membutuhkan pertolongan. Ayat ini datang sebagai penegasan bahwa pintu rahmat dan kemurahan Allah senantiasa terbuka lebar bagi mereka yang memohon kepada-Nya.
Inti Janji Allah dalam Al-Mu’min Ayat 60
Ayat ke-60 dari Surah Al-Mu’min adalah salah satu ayat yang paling sering dikutip ketika membahas tentang pentingnya doa dalam Islam. Ayat ini merupakan janji langsung dari Allah SWT kepada hamba-Nya yang beriman, sebuah janji yang sarat makna dan memberikan motivasi spiritual yang mendalam.
Lafal dan Terjemahan Al-Mu’min Ayat 60
Untuk memahami inti janji ini, mari kita perhatikan lafal dan terjemahan dari al mu min ayat 60:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Terjemahan: “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”
Bagian pertama dari ayat ini adalah intinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” Ini adalah janji yang jelas dan tegas dari Sang Pencipta alam semesta kepada seluruh makhluk-Nya. Bagian kedua ayat ini merupakan peringatan bagi mereka yang enggan berdoa atau menyombongkan diri dari beribadah kepada Allah.
Penjelasan Mendalam tentang “Ud’uuni Astajib Lakum”
Frasa “Ud’uuni astajib lakum” yang berarti “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu” adalah inti dari janji Allah dalam al mu min ayat 60. Kata “Ud’uuni” (Berdoalah kepada-Ku) menunjukkan bahwa Allah memerintahkan kita untuk berdoa dan memohon hanya kepada-Nya, menegaskan keesaan-Nya sebagai satu-satunya tempat bergantung. Perintah ini bukan sekadar ajakan, melainkan sebuah undangan mulia untuk berkomunikasi langsung dengan Rabb semesta alam.
Kemudian, janji “astajib lakum” (niscaya akan Aku kabulkan bagimu) memberikan kepastian akan pengabulan doa. Namun, perlu dipahami bahwa “pengabulan” ini memiliki berbagai bentuk. Bisa jadi Allah langsung mengabulkan apa yang diminta, bisa juga menundanya untuk waktu yang lebih tepat, menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik di dunia atau akhirat, atau bahkan menghapuskan dosa-dosa akibat doa tersebut. Hikmah di balik berbagai bentuk pengabulan ini adalah karena Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya, melebihi apa yang hamba itu sendiri ketahui.
Kedudukan Doa dalam Islam
Doa bukan sekadar permintaan, melainkan inti dari ibadah. Rasulullah SAW bersabda, “Doa adalah inti ibadah.” (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan bahwa berdoa adalah bentuk pengakuan akan kelemahan diri, ketergantungan penuh kepada Allah, dan keyakinan akan kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Melalui doa, seorang hamba menjalin komunikasi pribadi yang intim dengan Penciptanya. Ini adalah sarana untuk mencurahkan segala keluh kesah, harapan, dan keinginan, sekaligus merupakan wujud ketundukan dan penghambaan. Janji dalam al mu min ayat 60 ini menegaskan betapa Allah mencintai hamba-Nya yang senantiasa berdoa dan tidak pernah bosan mengetuk pintu rahmat-Nya.
Syarat dan Adab Berdoa agar Dikabulkan
Meskipun Allah telah berjanji dalam al mu min ayat 60 untuk mengabulkan doa, terdapat beberapa syarat dan adab yang dianjurkan agar doa seorang hamba lebih berpeluang untuk dikabulkan. Ini bukan berarti Allah terikat oleh syarat-syarat tersebut, melainkan sebagai bentuk ikhtiar dan pengoptimalan diri seorang hamba dalam bermunajat.
Keikhlasan dan Keyakinan Penuh
Syarat utama dalam berdoa adalah keikhlasan dan keyakinan yang kuat bahwa Allah pasti akan mengabulkan doa. Berdoalah dengan hati yang hadir, tidak lalai, dan yakin sepenuhnya akan kekuasaan Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan lengah.” (HR. Tirmidzi).
Keraguan dalam hati akan mengurangi kualitas doa itu sendiri. Keikhlasan berarti hanya memohon kepada Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan keyakinan penuh adalah pondasi yang menguatkan hubungan antara hamba dengan Rabb-nya.
Menjauhi Hal-hal yang Menghalangi Doa
Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penghalang terkabulnya doa. Salah satunya adalah mengonsumsi rezeki yang haram. Rasulullah SAW pernah menceritakan tentang seorang musafir yang berdoa dengan sungguh-sungguh, namun doanya terhalang karena makanan, minuman, dan pakaiannya berasal dari yang haram.
Selain itu, perbuatan dosa dan maksiat juga dapat menjadi hijab antara hamba dan Rabb-nya. Oleh karena itu, dianjurkan untuk bertaubat dan membersihkan diri dari dosa-dosa sebelum dan selama berdoa, agar doa dapat menembus langit dan diterima di sisi Allah.
Adab Berdoa yang Dianjurkan
Selain syarat-syarat di atas, ada beberapa adab yang sebaiknya diperhatikan saat berdoa, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para ulama. Mengikuti adab ini menunjukkan kesungguhan dan penghormatan kita kepada Allah.
Memulai dengan Pujian kepada Allah dan Shalawat Nabi
Adab yang utama adalah memulai doa dengan memuji Allah SWT, mengagungkan asma-Nya, dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ini adalah bentuk penghormatan dan pengakuan akan kebesaran Allah serta kecintaan kepada Rasulullah. Setelah itu, barulah menyampaikan permohonan kita.
Para sahabat Nabi sering diajarkan untuk memulai doa dengan “Alhamdulillah” dan “Allahumma shalli ‘ala Muhammad”. Ini membuka pintu rahmat dan menjadikan doa lebih mudah diterima.
Menghadap Kiblat dan Mengangkat Tangan
Meskipun tidak wajib, menghadap kiblat saat berdoa adalah sunnah yang dianjurkan. Ini melambangkan kesatuan arah dan fokus dalam beribadah. Mengangkat kedua tangan saat berdoa juga merupakan adab yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, menunjukkan kerendahan hati dan kepasrahan seorang hamba kepada Rabb-nya.
Gerakan mengangkat tangan ini mencerminkan sikap memohon dan berharap, seolah-olah menadahkan tangan untuk menerima karunia dari Allah. Ini menambah kekhusyukan dan kesungguhan dalam bermunajat.
Mengulang-ulang Doa dan Bersabar
Kesabaran dan ketekunan adalah kunci dalam berdoa. Janganlah tergesa-gesa dalam mengharapkan pengabulan doa. Teruslah berdoa dan memohon, meskipun pengabulan belum terlihat. Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang hamba akan terus dikabulkan selama dia tidak tergesa-gesa.” (HR. Muslim).
Mengulang-ulang doa menunjukkan keistiqamahan dan keyakinan bahwa Allah pasti akan mengabulkan pada waktu yang terbaik. Bersabar menanti hikmah di balik setiap penundaan pengabulan adalah bagian dari keimanan.
Hikmah di Balik Janji Pengabulan Doa
Janji Allah dalam al mu min ayat 60 bukan hanya sekadar kalimat, melainkan mengandung hikmah yang mendalam bagi kehidupan seorang mukmin. Janji ini membentuk karakter spiritual dan memperkuat pondasi keimanan.
Menguatkan Keimanan dan Ketergantungan kepada Allah
Ketika seorang hamba menyadari bahwa Allah berjanji akan mengabulkan doanya, keimanan dalam dirinya akan semakin kuat. Ia akan merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta, dan ketergantungannya hanya kepada Allah akan semakin mendalam. Ini menjauhkan hati dari bergantung pada selain Allah, karena ia tahu bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mampu.
Setiap kali kita berdoa dan melihat doanya terkabul (dalam bentuk apapun), ini menjadi bukti nyata kekuasaan Allah dan janji-Nya yang benar. Hal ini mengokohkan tauhid dalam jiwa.
Sumber Ketenangan dan Harapan
Dalam situasi sulit, doa menjadi pelabuhan terakhir dan sumber ketenangan. Mengetahui bahwa Allah senantiasa mendengar dan akan mengabulkan doa memberikan harapan yang tak terbatas. Seorang mukmin tidak akan pernah merasa sendirian atau putus asa, karena ia memiliki sandaran yang Maha Kuat dan Maha Penyayang.
Ketenangan batin ini lahir dari keyakinan bahwa segala urusan berada dalam genggaman Allah, dan Dia akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan.
Menyadari Kekuasaan dan Kebaikan Allah
Janji pengabulan doa dalam al mu min ayat 60 juga mengingatkan kita akan kekuasaan Allah yang tak terbatas dan kebaikan-Nya yang tiada tara. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dia mampu mengubah takdir, memudahkan yang sulit, dan memberikan dari arah yang tidak disangka-sangka.
Kebaikan Allah tercermin dalam kesediaan-Nya untuk mendengar dan merespons setiap rintihan hamba-Nya, bahkan ketika hamba itu sendiri sering lalai. Ini mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur dan mengagungkan nama-Nya.
Kesimpulan
Surah Al-Mu’min ayat 60 adalah salah satu mutiara Al-Qur’an yang memberikan harapan dan kekuatan tak terhingga bagi setiap hamba. Di dalamnya, Allah SWT berjanji: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” Janji ini adalah undangan langsung dari Sang Pencipta agar kita senantiasa berkomunikasi dengan-Nya, mencurahkan segala asa dan doa, tanpa rasa ragu sedikit pun.
Memahami dan mengamalkan pesan dari al mu min ayat 60 berarti kita mengakui kelemahan diri dan kekuasaan mutlak Allah. Dengan menjaga keikhlasan, keyakinan penuh, menjauhi penghalang doa, serta mengikuti adab-adab yang dianjurkan, setiap doa yang kita panjatkan memiliki peluang besar untuk dikabulkan. Ingatlah, pengabulan doa bisa datang dalam berbagai bentuk yang terbaik bagi kita, baik secara langsung, ditunda, diganti dengan yang lebih baik, atau menjadi penghapus dosa. Semoga kita termasuk golongan hamba yang senantiasa berdoa dan merasakan manisnya janji Allah ini dalam setiap episode kehidupan kita.