Contoh penerapan 5R di sekolah adalah ?
Jawaban 1 :
Adapun manfaat dari penerapan 5S ini diantaranya :
Meningkatkan produktivitas, karena pengaturan lingkungan yang lebih efisien
Meningkatkan kenyamanan, karena lingkungan selalu bersih
Mengurangi bahaya, karena kualitas lingkungan yang bagus dan baik
Terdapat 5 langkah dalam penerapan 5S, yaitu :
(Ringkas)
ringkas (memilah) berarti membedakan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan serta membuang yang tidak diperlukan.
(Rapih)
rapih (menata) adalah menentukan tata letak yang tertata rapih sehingga kita selalu menemukan barang yang dibutuhkan.
(Resik)
resik (membersihkan) berarti menghilangkan sampah, kotoran dan barang asing untuk memperoleh lingkungan yang bersih.
(Rawat)
rawat (menjaga) berarti memelihara barang dengan teratur, rapih, dan bersih.
(Rajin)
rajin (membiasakan) berarti melakukan suatu yang benar sebagai kebiasaan
Dijawab Oleh :
Sugiamma, M.Pd
Jawaban 2 :
Adapun manfaat dari penerapan 5S ini diantaranya :
Meningkatkan produktivitas, karena pengaturan lingkungan yang lebih efisien
Meningkatkan kenyamanan, karena lingkungan selalu bersih
Mengurangi bahaya, karena kualitas lingkungan yang bagus dan baik
Terdapat 5 langkah dalam penerapan 5S, yaitu :
(Ringkas)
ringkas (memilah) berarti membedakan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan serta membuang yang tidak diperlukan.
(Rapih)
rapih (menata) adalah menentukan tata letak yang tertata rapih sehingga kita selalu menemukan barang yang dibutuhkan.
(Resik)
resik (membersihkan) berarti menghilangkan sampah, kotoran dan barang asing untuk memperoleh lingkungan yang bersih.
(Rawat)
rawat (menjaga) berarti memelihara barang dengan teratur, rapih, dan bersih.
(Rajin)
rajin (membiasakan) berarti melakukan suatu yang benar sebagai kebiasaan
Dijawab Oleh :
Susi Ferawati, S.Pd
Penjelasan :
Apa Itu Konsep 5R dan Mengapa Penting di Sekolah?
5R adalah sebuah metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja yang berasal dari Jepang. Istilah ini merupakan singkatan dari lima kata dalam bahasa Jepang (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin.
Secara sederhana, kelima pilar ini bertujuan untuk menciptakan ruang yang lebih terorganisir, efisien, dan aman. Di sekolah, penerapan konsep ini bukan hanya tentang kebersihan fisik, tetapi juga tentang membangun pola pikir yang sistematis dan disiplin pada seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga staf administrasi.
Berikut adalah penjelasan singkat dari setiap elemen 5R:
- Ringkas (Seiri): Memilah dan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan dari area belajar atau kerja.
- Rapi (Seiton): Menata barang yang diperlukan secara teratur dan memberinya tempat khusus agar mudah ditemukan dan dikembalikan.
- Resik (Seiso): Membersihkan segala sesuatu di area belajar atau kerja secara rutin untuk menjaga kebersihan dan mendeteksi potensi masalah.
- Rawat (Seiketsu): Mempertahankan kondisi ringkas, rapi, dan resik secara konsisten dengan membuat standarisasi.
- Rajin (Shitsuke): Menjadikan empat pilar sebelumnya sebagai sebuah kebiasaan atau budaya melalui latihan dan disiplin berkelanjutan.
Contoh Penerapan 5R di Sekolah: Membangun Budaya Produktif Sejak Dini
Menerapkan 5R di lingkungan sekolah memerlukan komitmen dari semua pihak. Ini bukanlah program sesaat, melainkan sebuah proses pembentukan budaya. Berikut adalah contoh konkret penerapan masing-masing elemen 5R di sekolah.
Ringkas: Memilah yang Perlu dan Tidak Perlu
Langkah pertama ini berfokus pada efisiensi ruang dengan menghilangkan kekacauan. Tujuannya adalah memastikan hanya barang-barang yang relevan dan fungsional yang berada di area belajar.
- Di dalam kelas: Siswa diajak untuk membersihkan laci meja mereka secara berkala, membuang kertas bekas yang tidak terpakai, dan hanya menyimpan buku pelajaran serta alat tulis yang sesuai jadwal.
- Di meja guru: Guru memilah dokumen, menyingkirkan tumpukan kertas ujian lama yang sudah tidak relevan, dan mengarsipkan berkas penting secara digital atau di lemari khusus.
- Di perpustakaan: Petugas perpustakaan secara rutin melakukan penyiangan (weeding) koleksi, yaitu memilah buku-buku yang sudah usang, rusak, atau tidak lagi relevan dengan kurikulum.
Prinsip ini sama persis dengan contoh 5R di tempat kerja di mana karyawan secara rutin membersihkan area kerja mereka dari peralatan, dokumen, atau stok berlebih yang hanya menghambat alur kerja.
Rapi: Menata Segalanya pada Tempatnya
Setelah memilah, langkah selanjutnya adalah organisasi. Setiap barang harus memiliki tempat yang jelas, logis, dan mudah diakses.
- Labelisasi: Memberi label pada rak buku, lemari penyimpanan alat olahraga, dan wadah alat tulis di kelas. Ini membantu siapa saja untuk menemukan dan mengembalikan barang dengan cepat.
- Penataan Ruang: Membuat denah tempat duduk yang jelas, menata meja dan kursi agar alur pergerakan di dalam kelas menjadi lancar, serta menyediakan pojok khusus untuk pengumpulan tugas.
- Alat Praktikum: Di laboratorium, setiap alat kimia atau fisika diletakkan di rak khusus sesuai dengan jenis dan ukurannya, dilengkapi dengan daftar inventaris yang jelas.
Resik: Menjaga Kebersihan Area Belajar
Kebersihan adalah tanggung jawab bersama. Langkah ini menekankan pentingnya menjaga lingkungan belajar agar selalu bersih dan nyaman.
- Jadwal Piket: Membuat dan menjalankan jadwal piket kelas harian secara konsisten. Tugasnya tidak hanya menyapu, tetapi juga membersihkan papan tulis, merapikan meja, dan membuang sampah.
- Operasi Semut: Mengadakan kegiatan “operasi semut” singkat selama 5 menit sebelum pelajaran dimulai atau setelah jam istirahat untuk memungut sampah kecil di sekitar area masing-masing.
- Kebersihan Fasilitas Umum: Membudayakan kebiasaan menyiram toilet setelah digunakan dan membuang sampah pada tempatnya di area kantin atau taman sekolah.
Kebiasaan ini mencerminkan contoh 5R di tempat kerja yang paling mendasar, yaitu menjaga area produksi atau kantor tetap bersih untuk mendukung keselamatan dan moral kerja.
Meningkatkan Efisiensi Sekolah Melalui Standardisasi 5R
Dua pilar terakhir dari 5R, yaitu Rawat dan Rajin, adalah kunci untuk memastikan ketiga pilar pertama tidak hanya menjadi kegiatan sesaat, tetapi berubah menjadi sebuah sistem yang berkelanjutan.
Rawat: Standarisasi untuk Konsistensi
Rawat adalah tentang menciptakan sistem agar kondisi ringkas, rapi, dan resik dapat dipertahankan dengan mudah. Ini melibatkan pembuatan aturan main atau standar operasional.
- Membuat Panduan Visual: Memasang poster atau infografis tentang langkah-langkah 5R di setiap kelas dan koridor sebagai pengingat visual.
- Checklist Kebersihan: Guru atau ketua kelas dapat menggunakan checklist sederhana untuk melakukan inspeksi singkat kondisi kelas setiap hari sebelum pulang sekolah.
- Standardisasi Penyimpanan: Menetapkan aturan standar untuk penyimpanan barang di seluruh sekolah. Misalnya, semua dokumen administrasi tahun ajaran baru harus disimpan di map berwarna biru.
Rajin: Membentuk Kebiasaan dan Disiplin
Ini adalah pilar tersulit sekaligus paling penting. Rajin adalah tentang mengubah semua standar yang telah dibuat menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan mandiri.
Manfaat bagi Siswa
Siswa yang terbiasa dengan 5R akan merasakan manfaat langsung, seperti lingkungan belajar yang lebih nyaman, fokus yang meningkat, dan kemampuan mengelola barang pribadi yang lebih baik. Mereka juga belajar tentang tanggung jawab, kerja sama tim, dan disiplin diri—keterampilan lunak yang sangat dicari di dunia kerja.
Manfaat bagi Sekolah sebagai Institusi
Bagi sekolah, penerapan 5R meningkatkan citra positif sebagai lembaga pendidikan yang teratur dan disiplin. Selain itu, efisiensi operasional juga meningkat karena waktu tidak terbuang untuk mencari dokumen atau peralatan yang hilang. Lingkungan yang bersih dan terawat juga terbukti dapat mengurangi risiko kecelakaan.
Sekolah sebagai Simulasi Tempat Kerja Profesional
Penting untuk melihat bahwa penerapan 5R di sekolah lebih dari sekadar program kebersihan. Ini adalah investasi jangka panjang dalam pengembangan sumber daya manusia. Sekolah yang membudayakan 5R pada dasarnya sedang memberikan simulasi lingkungan kerja yang profesional kepada siswanya.
Siswa yang lulus dari sekolah seperti ini akan memiliki keunggulan kompetitif. Mereka tidak akan kaget saat melihat berbagai contoh 5R di tempat kerja, seperti sistem manajemen dokumen yang rapi, denah lantai produksi yang efisien, atau kebijakan clean desk policy di perkantoran. Fondasi pola pikir yang teratur, efisien, dan disiplin sudah tertanam kuat dalam diri mereka.
Dengan kata lain, penerapan 5R di sekolah menjadi jembatan yang menghubungkan teori di kelas dengan praktik profesional di dunia industri. Ini adalah contoh 5R di tempat kerja yang diterapkan dalam skala pendidikan, mempersiapkan siswa untuk menjadi individu yang produktif dan mudah beradaptasi di masa depan.
Kesimpulan
Contoh penerapan 5R di sekolah sangatlah beragam, mulai dari merapikan laci meja hingga membuat sistem pengarsipan yang terstandarisasi. Namun, tujuannya tetap satu: menciptakan lingkungan yang teratur, efisien, dan aman untuk mendukung proses belajar-mengajar. Lebih dari itu, 5R menanamkan nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan pola pikir sistematis sejak dini.
Dengan membiasakan diri pada budaya ini, siswa tidak hanya berprestasi di sekolah, tetapi juga dipersiapkan untuk menghadapi tantangan di dunia profesional. Pada akhirnya, membudayakan 5R di sekolah adalah langkah strategis untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga siap bersaing di dunia profesional yang menuntut efisiensi dan keteraturan, persis seperti yang diajarkan dalam setiap contoh 5R di tempat kerja.
