Berikut yang bukan dari prinsip dalam membuat pertanyaan refleksi adalah ?

Berikut yang bukan dari prinsip dalam membuat pertanyaan refleksi adalah ?

Jawaban 1 :

Berikut prinsip dalam melakukan refleksi di kelas :

Berkelanjutan, dalam membuat pertanyaan refleksi prinsip pertama yang perlu diperhatikan adalah pertanyaan tersebut bersifat berkelanjutan.
Komprehensif, kegiatan refleksi pembelajaran dilakukan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga hasil pembelajaran.
Terintegrasi, refleksi dilakukan secara terintegrasi antar aspek-aspek pembelajaran. Masing-masing aspek yang ada dalam kegiatan pembelajaran memiliki hubungan satu sama lain.
Jujur, kegiatan refleksi harus dilakukan secara jujur.
Sistematis, prinsip dalam melakukan refleksi adalah sistematis.

Dijawab Oleh :

Sugiamma, M.Pd

Jawaban 2 :

Berikut prinsip dalam melakukan refleksi di kelas :

Berkelanjutan, dalam membuat pertanyaan refleksi prinsip pertama yang perlu diperhatikan adalah pertanyaan tersebut bersifat berkelanjutan.
Komprehensif, kegiatan refleksi pembelajaran dilakukan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga hasil pembelajaran.
Terintegrasi, refleksi dilakukan secara terintegrasi antar aspek-aspek pembelajaran. Masing-masing aspek yang ada dalam kegiatan pembelajaran memiliki hubungan satu sama lain.
Jujur, kegiatan refleksi harus dilakukan secara jujur.
Sistematis, prinsip dalam melakukan refleksi adalah sistematis.

Dijawab Oleh :

Susi Ferawati, S.Pd

Penjelasan :

Memahami Esensi Refleksi dan Peran Pertanyaan

Refleksi adalah aktivitas mental di mana individu meninjau kembali pengalaman, tindakan, atau pemikiran mereka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam. Ini adalah jembatan antara pengalaman dan pembelajaran, memungkinkan kita untuk mengubah informasi mentah menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti. Tanpa refleksi, pengalaman seringkali berlalu begitu saja tanpa meninggalkan jejak pembelajaran yang berarti.

Baca Juga:  Selesai teka teki pada kalimat I save people in hunger !

Peran pertanyaan dalam proses refleksi sangat fundamental. Pertanyaan berfungsi sebagai pemandu yang mengarahkan pikiran kita ke area-area spesifik yang perlu dieksplorasi. Mereka memaksa kita untuk bergerak melampaui deskripsi permukaan dan masuk ke ranah analisis, evaluasi, dan sintesis. Sebuah pertanyaan refleksi yang dirancang dengan baik akan mendorong introspeksi yang jujur dan konstruktif, membantu seseorang mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari suatu situasi.

Prinsip-Prinsip Kunci dalam Merancang Pertanyaan Refleksi yang Efektif

Menciptakan pertanyaan refleksi yang berkualitas memerlukan pemahaman tentang prinsip-prinsip dasarnya. Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa pertanyaan tersebut memicu pemikiran kritis dan pembelajaran yang bermakna.

Berorientasi pada Pengalaman dan Pembelajaran

Pertanyaan refleksi harus secara langsung terkait dengan pengalaman atau kejadian spesifik yang ingin direfleksikan. Mereka harus mendorong individu untuk menghubungkan tindakan mereka dengan hasilnya dan mengidentifikasi apa yang telah dipelajari. Fokusnya bukan hanya pada “apa yang terjadi”, tetapi “apa yang saya pelajari dari apa yang terjadi”.

Mendorong Analisis Mendalam, Bukan Hanya Deskripsi

Salah satu prinsip terpenting adalah mendorong respons yang lebih dari sekadar menceritakan kembali fakta. Pertanyaan harus memancing pemikiran tentang “mengapa”, “bagaimana”, dan “apa selanjutnya”. Ini berarti menghindari pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban deskriptif. Sebagai contoh, di bawah ini yang termasuk pertanyaan refleksi adalah yang berbunyi: “Mengapa saya membuat keputusan tersebut, dan apa alternatif yang bisa saya pertimbangkan?” jauh lebih efektif daripada “Apa yang Anda lakukan kemarin?”.

Berfokus pada Perasaan, Pikiran, dan Tindakan

Refleksi yang komprehensif melibatkan eksplorasi dimensi kognitif (pikiran), afektif (perasaan), dan konatif (tindakan). Pertanyaan yang baik akan menyentuh ketiga area ini, membantu individu memahami bagaimana pikiran dan perasaan mereka memengaruhi tindakan, dan sebaliknya. Memahami interkoneksi ini adalah kunci untuk perubahan perilaku yang berkelanjutan.

Mengidentifikasi Apa yang BUKAN Prinsip Pertanyaan Refleksi yang Baik

Untuk menjawab pertanyaan “Berikut yang bukan dari prinsip dalam membuat pertanyaan refleksi adalah ?”, kita perlu memahami karakteristik pertanyaan yang tidak efektif. Mengetahui apa yang harus dihindari sama pentingnya dengan mengetahui apa yang harus dilakukan.

Baca Juga:  Karangan seseorang yang belum diterbitkan adalah ?

Terlalu Umum atau Tidak Spesifik

Pertanyaan yang terlalu luas atau tidak spesifik cenderung menghasilkan jawaban yang dangkal atau generik. Misalnya, “Bagaimana perasaan Anda hari ini?” adalah pertanyaan yang terlalu umum untuk memicu refleksi mendalam, kecuali jika ada konteks spesifik yang melatarinya. Pertanyaan refleksi harus mengacu pada peristiwa, keputusan, atau perilaku tertentu agar analisisnya relevan.

Bersifat Menghakimi atau Memojokkan

Lingkungan refleksi haruslah aman dan tidak menghakimi. Pertanyaan yang mengandung nada kritik, menyalahkan, atau memojokkan akan membuat individu defensif dan menghambat keterbukaan. Prinsip dasar refleksi adalah eksplorasi diri yang jujur, bukan interogasi. Contoh pertanyaan yang tidak baik adalah: “Mengapa Anda selalu membuat kesalahan yang sama?” – ini langsung menghakimi dan menutup ruang untuk belajar.

Pertanyaan “Ya” atau “Tidak”

Pertanyaan tertutup yang hanya membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak” sangat membatasi potensi refleksi. Mereka tidak mendorong eksplorasi, analisis, atau elaborasi. Refleksi membutuhkan ruang untuk narasi, nuansa, dan kompleksitas pemikiran.

Pertanyaan Retoris atau Sudah Jelas Jawabannya

Pertanyaan yang sudah jelas jawabannya atau bersifat retoris tidak akan memicu pemikiran baru. Mereka tidak menantang individu untuk menggali lebih dalam atau melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. Tujuan pertanyaan refleksi adalah untuk memancing wawasan, bukan untuk mengulang apa yang sudah diketahui.

Mengaplikasikan Prinsip: Contoh Pertanyaan Refleksi yang Efektif

Setelah memahami prinsip-prinsipnya, mari kita lihat beberapa contoh konkret. Di bawah ini yang termasuk pertanyaan refleksi adalah yang mampu memicu pemikiran mendalam dan pembelajaran transformatif.

Refleksi Setelah Kegiatan atau Pengalaman

Pertanyaan-pertanyaan ini membantu individu memproses apa yang telah terjadi dan mengambil pelajaran darinya:

  • Apa momen paling menantang atau berkesan dari pengalaman ini, dan mengapa? (Mendorong identifikasi poin penting dan analisis alasan di baliknya)
  • Bagaimana perasaan saya selama pengalaman ini, dan bagaimana perasaan tersebut memengaruhi tindakan saya? (Menghubungkan emosi dengan perilaku)
  • Apa satu hal yang akan saya lakukan berbeda jika saya memiliki kesempatan untuk mengulanginya, dan mengapa? (Mendorong pemikiran alternatif dan perencanaan masa depan)
  • Pembelajaran apa yang dapat saya petik dari pengalaman ini yang relevan untuk situasi serupa di masa mendatang? (Fokus pada transfer pembelajaran)
  • Bagaimana pandangan saya tentang [topik/situasi] berubah setelah pengalaman ini? (Mengukur perubahan perspektif)
Baca Juga:  Singkat, padat, dan jelas merupakan syarat merumuskan ?

Refleksi untuk Pengembangan Diri

Pertanyaan-pertanyaan ini berfokus pada pertumbuhan pribadi dan profesional berkelanjutan:

  • Apa kekuatan yang saya tunjukkan baru-baru ini, dan bagaimana saya bisa mengembangkannya lebih lanjut? (Fokus pada pengakuan diri dan pengembangan potensi)
  • Area mana dalam diri saya yang membutuhkan perhatian lebih, dan langkah konkret apa yang bisa saya ambil untuk memperbaikinya? (Mendorong identifikasi area perbaikan dan tindakan)
  • Apa nilai-nilai inti yang paling penting bagi saya saat ini, dan bagaimana tindakan saya mencerminkan nilai-nilai tersebut? (Menyelaraskan tindakan dengan nilai pribadi)
  • Jika saya bisa memberikan nasihat kepada diri saya di masa lalu tentang [situasi tertentu], apa yang akan saya katakan? (Mendorong perspektif dari waktu ke depan)
  • Bagaimana saya bisa lebih efektif dalam [keterampilan/peran] di masa depan, dan sumber daya apa yang saya butuhkan? (Fokus pada strategi peningkatan dan sumber daya)

Pertanyaan-pertanyaan ini adalah contoh di bawah ini yang termasuk pertanyaan refleksi adalah yang dirancang untuk membuka pemahaman, mendorong analisis, dan memfasilitasi pertumbuhan. Mereka bersifat terbuka, non-menghakimi, dan berorientasi pada pembelajaran.

Kesimpulan

Mampu merancang pertanyaan refleksi yang efektif adalah keterampilan yang sangat berharga, baik untuk diri sendiri maupun saat memfasilitasi pembelajaran orang lain. Kita telah mengeksplorasi bahwa berikut yang bukan dari prinsip dalam membuat pertanyaan refleksi adalah pertanyaan yang terlalu umum, menghakimi, tertutup (ya/tidak), atau retoris. Sebaliknya, pertanyaan refleksi yang baik adalah yang berorientasi pada pengalaman dan pembelajaran, mendorong analisis mendalam, serta mencakup dimensi perasaan, pikiran, dan tindakan.

Dengan berpegang pada prinsip-prinsip ini, kita dapat menciptakan alat yang kuat untuk introspeksi dan pertumbuhan berkelanjutan. Menguasai seni bertanya adalah kunci untuk membuka potensi penuh dari setiap pengalaman, mengubahnya menjadi batu loncatan menuju pemahaman yang lebih kaya dan pengembangan diri yang lebih baik. Mari kita terus berlatih dan menyempurnakan kemampuan kita dalam merangkai pertanyaan, karena di situlah terletak kekuatan untuk belajar dan berevolusi tanpa henti.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top