Apakah yang dimaksud bahasa indonesia yang baik dan benar ?
Jawaban 1 :
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi pembicaraan dan sesuai dengan kaidah tata bahasa dalam PUEBI.
Dijawab Oleh :
Dra. Nilawati, M.Pd
Jawaban 2 :
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi pembicaraan dan sesuai dengan kaidah tata bahasa dalam PUEBI.
Dijawab Oleh :
Aryani, S.Pd
Penjelasan :
Memahami Konsep Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Konsep “Bahasa Indonesia yang baik dan benar” adalah pedoman utama dalam berbahasa. Frasa ini seringkali dianggap satu kesatuan, padahal memiliki dua dimensi yang saling melengkapi dan krusial: dimensi “baik” dan dimensi “benar”. Keduanya harus berjalan beriringan untuk mencapai komunikasi yang optimal.
Dimensi “baik” mengacu pada penggunaan bahasa yang sesuai dengan konteks komunikasi, situasi, dan mitra tutur. Ini berkaitan dengan etika berbahasa, kesantunan, dan efektivitas penyampaian pesan. Sementara itu, dimensi “benar” merujuk pada kepatuhan terhadap kaidah tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan pilihan kata yang baku sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Dimensi “Baik”: Ketepatan Konteks dan Efektivitas Komunikasi
Penggunaan bahasa yang “baik” adalah inti dari komunikasi yang berhasil. Ini berarti seseorang mampu memilih dan menggunakan ragam bahasa yang paling tepat untuk situasi tertentu, memastikan pesan tersampaikan dengan jelas dan diterima dengan positif.
Bahasa yang Baik: Menyesuaikan dengan Situasi dan Mitra Tutur
Bahasa yang baik adalah bahasa yang tidak hanya dimengerti, tetapi juga pantas dan pas. Ini menuntut penutur untuk peka terhadap konteks, seperti:
- Situasi Formal vs. Informal: Dalam lingkungan formal seperti rapat dinas atau presentasi ilmiah, penggunaan bahasa baku dan lugas sangat dianjurkan. Sebaliknya, dalam obrolan santai bersama teman, ragam bahasa non-formal atau percakapan lebih lazim dan efektif.
 - Mitra Tutur: Bahasa yang digunakan kepada atasan atau orang yang lebih tua tentu berbeda dengan bahasa yang digunakan kepada teman sebaya atau anak-anak. Penyesuaian ini mencakup pilihan kata, intonasi, hingga struktur kalimat.
 
Dengan menyesuaikan diri, seseorang dapat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar secara adaptif, menunjukkan kecerdasan berbahasa.
Bahasa yang Baik: Mengutamakan Kesantunan dan Kejelasan
Aspek kesantunan dan kejelasan adalah pilar utama dalam berbahasa yang baik.
- Kesantunan: Berbahasa yang santun berarti menghindari kata-kata kasar, merendahkan, atau menyinggung perasaan orang lain. Ini juga mencakup penggunaan sapaan yang tepat, ungkapan permintaan maaf atau terima kasih, dan menjaga nada bicara. Kesantunan menciptakan iklim komunikasi yang positif dan saling menghargai.
 - Kejelasan: Pesan yang jelas adalah pesan yang mudah dipahami tanpa menimbulkan ambiguitas. Ini melibatkan penggunaan kalimat yang tidak berbelit-belit, struktur yang logis, dan menghindari jargon yang tidak dipahami mitra tutur. Kejelasan memastikan bahwa tujuan komunikasi tercapai tanpa misinterpretasi.
 
Dimensi “Benar”: Kepatuhan terhadap Kaidah Kebahasaan
Penggunaan bahasa yang “benar” adalah fondasi struktural yang memastikan Bahasa Indonesia tetap terstandardisasi dan mudah dipahami secara universal. Ini berkaitan dengan kepatuhan terhadap aturan-aturan linguistik yang telah ditetapkan.
Ejaan yang Disempurnakan (EYD) atau PUEBI
PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), yang sebelumnya dikenal sebagai EYD, adalah acuan utama dalam penulisan Bahasa Indonesia yang benar. Ini mengatur tentang:
- Penulisan Huruf: Penggunaan huruf kapital dan huruf miring yang tepat.
 - Penulisan Kata: Pemakaian kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, kata depan, partikel, singkatan, akronim, dan angka.
 - Penggunaan Tanda Baca: Penempatan koma, titik, tanda seru, tanda tanya, titik koma, dan tanda baca lainnya yang sesuai untuk memastikan makna kalimat tidak berubah.
 
Kepatuhan terhadap PUEBI sangat penting, terutama dalam konteks penulisan formal dan ilmiah, agar pesan tertulis memiliki kredibilitas dan mudah dipahami.
Tata Bahasa (Sintaksis dan Morfologi)
Tata bahasa yang benar memastikan kalimat tersusun secara logis dan gramatikal.
- Sintaksis (Struktur Kalimat): Ini berkaitan dengan penyusunan kata menjadi frasa, klausa, dan kalimat yang efektif. Kalimat efektif umumnya memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan yang jelas. Menghindari kalimat rancu atau ambigu adalah kunci.
 - Morfologi (Pembentukan Kata): Ini melibatkan penggunaan imbuhan (prefiks, sufiks, infiks, konfiks) yang tepat pada kata dasar. Misalnya, penggunaan imbuhan 
me-pada kata kerja, ataupe-pada kata benda. Kesalahan dalam morfologi dapat mengubah makna atau membuat kata menjadi tidak baku. 
Pilihan Kata (Diksi) yang Tepat
Diksi adalah pemilihan kata yang paling sesuai untuk menyampaikan suatu gagasan, perasaan, atau informasi. Diksi yang tepat akan membuat tulisan atau ujaran menjadi lebih hidup, akurat, dan efektif.
Menguasai Kosakata Baku
Menggunakan kosakata baku, sesuai dengan KBBI, adalah ciri penting bahasa Indonesia yang benar, terutama dalam konteks formal. Kata baku memiliki bentuk yang stabil dan tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah atau bahasa asing secara berlebihan. Menguasai kosakata baku memungkinkan seseorang dapat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar dengan otoritas.
Menghindari Penggunaan Kata yang Tidak Tepat
Seringkali, kita menggunakan kata-kata yang maknanya hampir sama, namun sebenarnya memiliki nuansa atau konteks penggunaan yang berbeda. Misalnya, membedakan antara “merubah” (tidak baku) dengan “mengubah” (baku), atau “aktifitas” (tidak baku) dengan “aktivitas” (baku). Pemahaman yang mendalam tentang makna dan konotasi setiap kata sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman.
Sinergi “Baik” dan “Benar”: Pilar Komunikasi Efektif
Kombinasi antara “baik” dan “benar” adalah kunci utama komunikasi yang efektif. Bahasa yang hanya “benar” tetapi tidak “baik” mungkin kaku, tidak santun, atau tidak sesuai konteks, sehingga pesan sulit diterima. Sebaliknya, bahasa yang “baik” tetapi tidak “benar” mungkin mudah diterima secara sosial, namun kehilangan kredibilitas atau kejelasan makna karena kesalahan tata bahasa atau ejaan.
Contohnya, mengirim pesan WhatsApp kepada teman menggunakan bahasa yang sangat formal dan baku (benar), padahal dalam konteks pertemanan itu dianggap tidak lazim (tidak baik). Atau, berbicara santai dengan banyak singkatan dan slang (baik dalam konteks pertemanan), namun dalam konteks formal, ini akan dianggap tidak profesional (tidak benar). Oleh karena itu, seseorang yang benar-benar mahir dapat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar adalah mereka yang mampu menyeimbangkan kedua dimensi ini sesuai situasi.
Tantangan dan Solusi dalam Menguasai Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Menguasai Bahasa Indonesia yang baik dan benar bukanlah tugas yang mudah, terutama di era digital ini. Namun, dengan upaya yang tepat, setiap individu dapat meningkatkan kemampuannya.
Tantangan Umum
- Pengaruh Media Sosial dan Bahasa Informal: Paparan terus-menerus terhadap bahasa percakapan, singkatan, dan slang di media sosial dapat mengikis pemahaman tentang kaidah bahasa baku.
 - Kurangnya Kesadaran dan Pembiasaan: Banyak yang menganggap remeh pentingnya berbahasa baku, atau kurangnya pembiasaan sejak dini di lingkungan pendidikan maupun keluarga.
 - Persepsi “Kaku” atau “Tidak Gaul”: Penggunaan bahasa baku seringkali dianggap kaku atau tidak “gaul” oleh sebagian kalangan, terutama generasi muda.
 
Cara Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Indonesia
Untuk dapat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, diperlukan komitmen dan latihan berkelanjutan:
- Membaca Secara Ekstensif: Banyak membaca buku, artikel, jurnal, dan media massa yang kredibel akan memperkaya kosakata dan melatih kepekaan terhadap struktur kalimat yang benar.
 - Menulis Secara Teratur: Latih kemampuan menulis dengan berbagai genre, mulai dari esai, laporan, hingga surat resmi. Minta masukan dari orang lain untuk perbaikan.
 - Mempelajari Tata Bahasa dan PUEBI: Luangkan waktu untuk memahami aturan dasar tata bahasa dan pedoman ejaan. Tersedia banyak sumber daring dan buku panduan.
 - Memanfaatkan KBBI dan PUEBI Daring: Gunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang tersedia secara daring sebagai rujukan cepat.
 - Berlatih Berbicara di Berbagai Konteks: Aktiflah dalam diskusi, presentasi, atau forum yang menuntut penggunaan bahasa formal.
 
Menguasai Kosakata Baku Melalui Pembiasaan
Secara aktif mencari tahu makna kata-kata yang asing atau baru, serta membiasakan diri untuk menggunakannya dalam konteks yang tepat.
Memperhatikan Struktur Kalimat
Latihan menyusun kalimat yang efektif, tidak berbelit-belit, dan memiliki subjek serta predikat yang jelas adalah kunci.
Kesimpulan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan dalam komunikasi yang efektif. Dimensi “baik” menuntut kita untuk adaptif terhadap konteks, santun, dan jelas dalam menyampaikan pesan. Sementara dimensi “benar” mengharuskan kita patuh pada kaidah tata bahasa, ejaan, dan pilihan kata yang baku. Sinergi keduanya memungkinkan kita untuk dapat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar secara optimal, menjadikannya alat komunikasi yang tidak hanya fungsional tetapi juga berwibawa dan berbudaya. Menguasai Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah investasi penting bagi setiap warga negara, bukan hanya untuk kemajuan pribadi, tetapi juga untuk melestarikan dan mengembangkan identitas bangsa.
