Musyawarah berdasarkan kebersamaan,kekeluargaan dan ?

Musyawarah berdasarkan kebersamaan,kekeluargaan dan ?

Jawaban 1 :

KERAKYATAN

Dijawab Oleh :

Arif Kuswandi, S.Pd.I

Jawaban 2 :

KERAKYATAN

Dijawab Oleh :

Aryani, S.Pd

Penjelasan :

Memahami Hakikat Musyawarah dalam Jati Diri Bangsa

Musyawarah, dalam konteks keindonesiaan, secara fundamental berbeda dari konsep debat atau pemungutan suara (voting) yang umum dijumpai dalam tradisi demokrasi Barat. Jika voting sering kali menghasilkan kubu pemenang dan pecundang, musyawarah berupaya untuk meniadakan dikotomi tersebut. Tujuannya adalah mencapai mufakat, sebuah keputusan yang disetujui dan diterima dengan lapang dada oleh semua pihak yang terlibat.

Proses ini mengakar kuat pada budaya kolektif masyarakat nusantara. Sejak zaman kerajaan hingga lingkup desa terkecil, pengambilan keputusan penting selalu melibatkan rembuk warga. Tradisi ini menegaskan bahwa setiap individu adalah bagian tak terpisahkan dari komunitas, di mana aspirasi pribadi harus diselaraskan dengan kepentingan bersama. Oleh karena itu, musyawarah bukanlah ajang adu argumen, melainkan sebuah forum untuk menyatukan beragam perspektif menjadi satu pandangan kolektif yang solid.

Tiga Pilar Utama: Kebersamaan, Kekeluargaan, dan Gotong Royong

Untuk mencapai mufakat yang sejati, musyawarah harus berdiri di atas pilar-pilar yang kokoh. Frasa yang menjadi inti pembahasan kita, musyawarah berdasarkan kebersamaan kekeluargaan dan gotong royong, merangkum tiga pilar fundamental tersebut. Ketiganya saling terkait dan tak terpisahkan, menciptakan ekosistem yang kondusif untuk dialog yang sehat dan produktif.

Baca Juga:  Pengertian Yurisprudensi di negara-negara Common Law adalah ?

Asas Kebersamaan: Lebih dari Sekadar Hadir Bersama

Kebersamaan dalam musyawarah bukanlah sebatas kehadiran fisik dalam satu ruangan. Ini adalah tentang rasa senasib sepenanggungan dan kesadaran bahwa setiap keputusan akan berdampak pada seluruh anggota komunitas. Asas ini menuntut setiap peserta untuk melepaskan ego sektoral atau pribadi.

Ketika asas kebersamaan dijunjung tinggi, setiap individu akan merasa memiliki tanggung jawab yang sama terhadap tercapainya solusi terbaik. Tidak ada lagi pola pikir “saya” versus “kalian”, yang ada hanyalah “kita”. Rasa kebersamaan inilah yang menjadi perekat sosial, memastikan bahwa forum tidak pecah oleh perbedaan pendapat yang tajam sekalipun.

Asas Kekeluargaan: Mengutamakan Empati dan Tenggang Rasa

Jika kebersamaan adalah perekatnya, maka kekeluargaan adalah jiwanya. Asas ini memandang forum musyawarah sebagai sebuah keluarga besar. Dalam sebuah keluarga, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tetapi penyelesaiannya selalu mengedepankan kasih sayang, empati, dan saling menghormati.

Dalam musyawarah yang berasaskan kekeluargaan, kritik disampaikan dengan cara yang santun dan membangun, bukan untuk menjatuhkan. Setiap peserta berusaha memahami sudut pandang orang lain (tenggang rasa) sebelum menyampaikan gagasannya sendiri. Suasana yang tercipta menjadi lebih cair, aman, dan terbuka, sehingga setiap orang tidak ragu untuk menyuarakan isi hatinya dengan jujur.

Asas Gotong Royong: Fondasi Aksi dan Solusi Kolektif

Inilah jawaban pelengkap dari frasa kunci kita. Gotong royong menjadi pilar ketiga yang menyempurnakan semangat musyawarah berdasarkan kebersamaan kekeluargaan dan nilai-nilai luhur bangsa. Gotong royong dalam konteks ini memiliki dua makna:

  1. Gotong royong dalam berpikir: Seluruh peserta secara aktif dan kolektif “memikul” beban permasalahan untuk dicarikan solusinya bersama-sama. Ini bukan tentang siapa yang paling pintar, tetapi tentang bagaimana semua kecerdasan yang ada di ruangan itu digabungkan untuk menghasilkan gagasan terbaik.
  2. Gotong royong dalam bertindak: Semangat ini tidak berhenti saat mufakat tercapai. Ia berlanjut pada tahap implementasi, di mana semua pihak berkomitmen untuk melaksanakan keputusan bersama dengan penuh tanggung jawab.
Baca Juga:  Jelaskan pengertian dari perangkat brainware beserta contoh dan fungsinya​ !

Asas gotong royong mengubah musyawarah dari sekadar wacana menjadi sebuah aksi kolektif yang nyata dan berdampak.

Implementasi Musyawarah Berdasarkan Kebersamaan Kekeluargaan dan Prinsip Pendukungnya

Agar tiga pilar utama dapat berdiri tegak, dibutuhkan beberapa prinsip pendukung yang berfungsi sebagai semen dan tulangan. Tanpa prinsip-prinsip ini, pilar-pilar tersebut akan mudah goyah. Menerapkan musyawarah berdasarkan kebersamaan kekeluargaan dan gotong royong membutuhkan komitmen pada nilai-nilai berikut.

Peran Penting Keterbukaan dan Kejujuran

Landasan utama dari kepercayaan adalah keterbukaan. Setiap peserta harus bersedia untuk membuka pikirannya dan menyampaikan data atau informasi yang relevan dengan jujur. Tidak boleh ada agenda tersembunyi atau informasi yang sengaja ditahan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Kejujuran dalam menyampaikan pendapat, meskipun berbeda dari mayoritas, adalah hal yang esensial. Tanpa adanya transparansi dan integritas dari para pesertanya, asas kekeluargaan dan kebersamaan akan sulit terwujud karena dilandasi oleh kecurigaan.

Mencapai Mufakat Melalui Tanggung Jawab Bersama

Mufakat bukanlah tujuan yang pasif, melainkan hasil dari upaya aktif yang dilandasi oleh tanggung jawab bersama. Tanggung jawab ini terbagi menjadi dua level yang saling melengkapi.

Tanggung Jawab Individual

Setiap individu dalam forum musyawarah memiliki tanggung jawab untuk:

  • Mendengarkan dengan saksama: Bukan sekadar menunggu giliran berbicara, tetapi benar-benar berusaha memahami esensi pendapat orang lain.
  • Berbicara dengan bijak: Menyampaikan gagasan dengan data yang akurat, bahasa yang santun, dan niat untuk mencari solusi.
  • Berjiwa besar: Siap menerima bahwa gagasannya mungkin tidak menjadi keputusan akhir dan legawa menerima hasil mufakat demi kepentingan yang lebih besar.

Tanggung Jawab Kolektif

Sebagai sebuah kesatuan, kelompok musyawarah bertanggung jawab untuk:

  • Menjaga marwah forum: Memastikan proses berjalan dengan tertib, adil, dan menghormati setiap peserta.
  • Mengawal keputusan bersama: Setelah mufakat dicapai, seluruh anggota memiliki tanggung jawab kolektif untuk memastikan keputusan tersebut dijalankan dengan baik.
  • Mengevaluasi hasil: Secara berkala, meninjau kembali apakah keputusan yang telah diambil benar-benar membawa kebaikan bersama.
Baca Juga:  Ciri ciri surat masuk dan surat keluar adalah ?

Relevansi Konsep di Era Digital dan Polarisasi

Di tengah derasnya arus informasi, media sosial, dan tantangan polarisasi politik, konsep musyawarah berdasarkan kebersamaan kekeluargaan dan gotong royong justru menjadi semakin relevan. Ruang-ruang digital seringkali menjadi arena perdebatan yang sengit, di mana empati dan tenggang rasa tergerus oleh anonimitas dan algoritma.

Konsep musyawarah menawarkan antitesis dari budaya debat kusir tersebut. Ia mengajarkan kita untuk kembali pada dialog yang manusiawi, baik dalam lingkup organisasi, perusahaan, komunitas lokal, hingga dalam keluarga. Dengan mengedepankan nilai-nilai ini, masyarakat dapat membangun imunitas terhadap hoaks dan provokasi yang bertujuan memecah belah. Menerapkannya berarti memilih jalan kolaborasi di atas kompetisi, dan memilih harmoni di atas konflik.

Kesimpulan

Pada hakikatnya, musyawarah berdasarkan kebersamaan kekeluargaan dan gotong royong adalah sebuah formula lengkap untuk pengambilan keputusan yang tidak hanya cerdas secara rasional, tetapi juga bijaksana secara sosial. Ini bukan sekadar prosedur, melainkan sebuah filosofi hidup yang mencerminkan kearifan lokal bangsa Indonesia. Kebersamaan membangun fondasi persatuan, kekeluargaan menumbuhkan empati, dan gotong royong menjadi mesin penggerak menuju aksi nyata.

Dengan terus menghidupkan dan mengamalkan prinsip-prinsip luhur ini, musyawarah akan tetap menjadi benteng demokrasi dan keutuhan sosial bangsa. Ia adalah warisan berharga yang harus terus dijaga, diajarkan, dan dipraktikkan dari generasi ke generasi sebagai kunci untuk menghadapi segala tantangan zaman dengan kepala dingin dan hati yang menyatu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top