Jenis batik jawa motif garis-garis disebut motif ?

Jenis batik jawa motif garis-garis disebut motif ?

Jawaban 1 :

jenis batik jawa motif garis-garis disebut motif Lurik.

Dijawab Oleh :

Dra. Nilawati, M.Pd

Jawaban 2 :

jenis batik jawa motif garis-garis disebut motif Lurik.

Dijawab Oleh :

Drs. Rochadi Arif Purnawan, M.Biomed

Penjelasan :

Mengupas Tuntas Motif Geometris Batik Jawa

Sebelum menjawab secara spesifik, penting untuk memahami kategori besar tempat motif garis ini bernaung. Motif geometris adalah salah satu klasifikasi tertua dalam batik Jawa, ditandai dengan susunan pola yang teratur, terukur, dan sering kali repetitif. Pola-pola ini tidak menggambarkan objek alam secara harfiah, melainkan menggunakan bentuk-bentuk dasar seperti titik, garis, dan bidang.

Keindahan motif geometris terletak pada keteraturan dan presisinya. Pola ini sering kali dikaitkan dengan makna keteraturan alam semesta, keseimbangan hidup, dan konsep spiritual yang mendalam. Di dalam kategori inilah, motif yang tersusun dari garis-garis diagonal memegang peranan yang sangat penting dan memiliki sebutan khususnya sendiri.

Motif Lereng: Jawaban untuk Pola Garis-Garis

Jadi, jawaban lugas untuk pertanyaan dalam batik Jawa motif garis garis disebut motif apa adalah Motif Lereng. Secara harfiah, “lereng” berarti “lereng” atau “bidang miring”, yang secara sempurna menggambarkan ciri khas utama motif ini, yaitu jajaran garis-garis diagonal yang sejajar.

Baca Juga:  Apa arti dari lagu bahasa inggris what makes you beautiful-one direction ?

Motif Lereng adalah salah satu motif batik tertua yang diyakini sudah ada sejak zaman Kesultanan Mataram. Pola dasarnya yang berupa garis miring yang membentang dari satu sudut ke sudut lain kain melambangkan kesinambungan, keteguhan, dan perjuangan hidup yang tidak pernah putus. Karena filosofinya yang kuat, motif ini pada masanya sering kali menjadi motif larangan, yaitu hanya boleh dikenakan oleh kalangan raja dan bangsawan keraton.

Filosofi Agung di Balik Garis Diagonal

Setiap garis dalam motif Lereng bukan sekadar hiasan. Garis-garis miring ini mengandung makna spiritual yang mendalam, merepresentasikan aliran energi, kehidupan yang dinamis, serta harapan akan kesuburan dan kemakmuran. Arah kemiringan garis dipercaya membawa pesan yang berbeda.

Bagi seorang pemimpin, mengenakan batik motif Lereng adalah cara untuk menunjukkan tekad yang kuat, kewibawaan, dan semangat yang tak pernah padam dalam membawa rakyatnya menuju kesejahteraan. Inilah alasan mengapa dalam batik Jawa motif garis garis disebut motif Lereng, sebuah nama yang sarat akan makna kepemimpinan dan perjuangan.

Sejarah dan Perkembangan Motif Lereng

Jejak motif Lereng dapat ditelusuri kembali ke istana-istana di Yogyakarta dan Surakarta. Sultan Agung dari Mataram disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang mempopulerkan dan bahkan menciptakan varian dari motif ini. Awalnya, pola Lereng sangat sederhana, hanya berupa garis-garis lurus.

Seiring berjalannya waktu, para pembatik mulai menambahkan berbagai isian (isen-isen) di antara garis-garis diagonal tersebut. Isian ini bisa berupa motif flora, fauna, atau pola geometris kecil lainnya, yang kemudian melahirkan ratusan varian motif Lereng yang kita kenal hingga saat ini.

Ciri Khas Utama Motif Lereng

Untuk mengenali motif Lereng dengan mudah, perhatikan beberapa karakteristik kuncinya:

  • Pola Diagonal: Ciri paling utama adalah adanya garis-garis yang tersusun secara diagonal, umumnya dengan kemiringan 45 derajat.
  • Repetisi: Pola garis ini diulang secara konsisten di seluruh permukaan kain.
  • Struktur yang Jelas: Terdapat lajur-lajur atau barisan yang terbentuk oleh garis-garis tersebut.
  • Adanya Isian: Meskipun tidak selalu, banyak motif Lereng yang dihiasi dengan motif-motif kecil lain di antara garis utamanya.
Baca Juga:  Tes kesegaran jasmani angkatan laut disebut juga ?

Ragam Motif Lereng Paling Populer di Indonesia

Memahami bahwa dalam batik Jawa motif garis garis disebut motif Lereng akan lebih lengkap dengan mengenal beberapa varian turunannya yang paling terkenal. Setiap varian memiliki nama, ciri khas, dan filosofinya sendiri.

Motif Parang: Sang Raja Motif Lereng

Jika ada satu motif yang menjadi representasi utama dari rumpun Lereng, itu adalah Motif Parang. Polanya menyerupai huruf “S” yang saling terjalin tanpa putus. Nama “Parang” sendiri berasal dari kata “pereng” atau lereng, namun ada juga yang mengartikannya sebagai “pedang” atau “batu karang”, melambangkan kekuatan dan kekuasaan.

Motif Parang memiliki banyak sekali varian, seperti Parang Rusak, Parang Kusumo, dan Parang Klitik. Motif ini adalah lambang kekuasaan tertinggi dan menjadi salah satu motif larangan yang paling ketat di lingkungan keraton. Filosofinya mengajarkan tentang perjuangan melawan hawa nafsu dan semangat yang tidak pernah menyerah.

Varian Motif Lereng Lainnya yang Tak Kalah Indah

Selain Parang, ada banyak motif Lereng lain yang memancarkan pesona dan maknanya masing-masing.

Udan Liris

Udan Liris berarti “hujan gerimis”. Motif ini terdiri dari barisan garis-garis diagonal yang diisi dengan berbagai macam pola kecil yang berbeda-beda, seperti motif tritic (titik-titik), naga, atau bunga. Secara filosofis, Udan Liris melambangkan harapan akan kesuburan, kesejahteraan, dan berkah yang datang terus-menerus layaknya hujan gerimis yang menyejukkan.

Rujak Senthe

Motif Rujak Senthe memiliki pola garis diagonal yang lebih kompleks, sering kali dengan dua arah garis yang saling bersilangan. Nama ini terinspirasi dari sejenis makanan dan tanaman talas (senthe). Motif ini dipercaya memiliki kekuatan untuk menolak bala atau menangkal hal-hal buruk, serta melambangkan kekuatan dan keteguhan hati.

Baca Juga:  Seni tari mancanegara berperan sebagai sarana ?

Peran Motif Garis dalam Batik Kontemporer

Meskipun berakar kuat pada tradisi keraton, pesona motif Lereng tidak pernah lekang oleh waktu. Para desainer dan perajin batik modern terus melakukan inovasi terhadap pola garis-garis ini. Mereka bermain dengan kombinasi warna yang lebih berani, ukuran pola yang bervariasi, dan mengaplikasikannya pada berbagai produk mode.

Busana kerja, gaun malam, hingga aksesori modern kini banyak yang mengadopsi keindahan motif Lereng. Hal ini membuktikan bahwa estetika dan filosofi yang terkandung dalam motif garis-garis ini tetap relevan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman, menjaga warisan budaya ini agar tetap hidup dan dicintai oleh generasi muda.

Kesimpulan

Kini, kita telah menemukan jawaban yang jelas. Dalam batik Jawa motif garis garis disebut motif Lereng. Ini bukanlah sekadar nama, melainkan sebuah gerbang untuk memahami dunia simbol dan filosofi yang kaya dari peradaban Jawa. Dari Motif Lereng, kita belajar tentang kesinambungan, perjuangan, kekuasaan, dan harapan.

Dengan mengenal Motif Lereng dan berbagai turunannya seperti Parang, Udan Liris, dan lainnya, kita tidak hanya menjadi konsumen kain yang cerdas, tetapi juga menjadi penjaga warisan budaya yang luhur. Setiap kali melihat selembar kain dengan pola garis-garis diagonal, kita akan teringat akan makna mendalam yang terukir di dalamnya, sebuah mahakarya yang tak lekang oleh zaman.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top