Ketahanan nasional dilihat sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi adalah sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional sebagai ?

Ketahanan nasional dilihat sebagai suatu penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi adalah sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional sebagai ?

Jawaban 1 :

kondisi

Dijawab Oleh :

Arif Kuswandi, S.Pd.I

Jawaban 2 :

kondisi

Dijawab Oleh :

Aryani, S.Pd

Penjelasan :

Ketahanan Nasional sebagai Kondisi Ideal yang Harus Dipenuhi

Melihat Ketahanan Nasional sebagai penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi berarti mengidentifikasinya sebagai suatu kondisi optimal yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara. Ini adalah sebuah status yang stabil, kuat, dan mandiri, di mana seluruh aspek kehidupan nasional—ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan—mampu menghadapi berbagai tantangan dan ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. Sudut pandang ini menempatkan Ketahanan Nasional sebagai sebuah doktrin atau paradigma pembangunan yang menggariskan parameter keberhasilan nasional.

Dalam perspektif ini, Ketahanan Nasional bukanlah sekadar kapasitas untuk bertahan (survival), melainkan kemampuan untuk terus berkembang, sejahtera, dan mempertahankan identitas kebangsaan di tengah dinamika global. Ini adalah keadaan di mana bangsa memiliki daya tahan dan daya tangkal yang memadai, memungkinkan tercapainya tujuan nasional tanpa hambatan berarti. Pemahaman ini mendorong perumusan kebijakan jangka panjang dan strategi pembangunan yang komprehensif untuk mencapai kondisi ideal tersebut.

Sejarah dan Latar Belakang Konsepsi Ketahanan Nasional

Konsepsi Ketahanan Nasional di Indonesia tidak muncul begitu saja, melainkan merupakan hasil dari refleksi mendalam terhadap pengalaman sejarah dan tantangan kebangsaan. Pasca-kemerdekaan, Indonesia dihadapkan pada berbagai gejolak internal dan eksternal yang mengancam persatuan dan kedaulatan. Dari ancaman disintegrasi hingga campur tangan asing, pengalaman ini menumbuhkan kesadaran akan pentingnya sebuah kerangka strategis yang komprehensif.

Baca Juga:  Kebersihan daerah lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab ?

Awal Mula Pemikiran Strategis Indonesia

Pemikiran awal mengenai pentingnya kekuatan nasional yang menyeluruh mulai berkembang pada era 1960-an, di tengah gejolak politik dan ancaman komunisme. Para pemikir strategis menyadari bahwa pertahanan negara tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan militer semata, tetapi harus melibatkan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Konfrontasi dengan Malaysia dan Pemberontakan G30S/PKI menjadi katalisator bagi perumusan strategi pertahanan yang lebih holistik.

Pada masa itu, muncul gagasan tentang “ketahanan revolusi” yang kemudian berkembang menjadi konsep yang lebih luas. Gagasan ini menekankan pentingnya persatuan nasional, stabilitas politik, dan kemandirian ekonomi sebagai fondasi untuk menghadapi ancaman. Konsep ini berusaha menyatukan berbagai elemen kekuatan nasional menjadi satu kesatuan yang utuh.

Peran Lemhannas dalam Merumuskan Konsep

Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas, kini Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia atau Lemhannas RI) memainkan peran sentral dalam merumuskan dan mensistematisasikan konsep Ketahanan Nasional. Didirikan pada tahun 1965, Lemhannas bertugas untuk mengkaji berbagai isu strategis dan mengembangkan pemikiran tentang pertahanan negara. Melalui berbagai kajian, lokakarya, dan kursus kepemimpinan, Lemhannas menjadi inkubator bagi pengembangan konsepsi ini.

Lemhannas mengidentifikasi bahwa kekuatan nasional harus dibangun di atas delapan aspek kehidupan (Astagatra): tiga aspek alamiah (geografi, demografi, sumber kekayaan alam) dan lima aspek sosial (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan). Keseimbangan dan keselarasan antar-gatra ini menjadi kunci untuk mencapai ketahanan yang optimal.

Siapa yang Memperkenalkan Konsep Ketahanan Nasional?

Secara spesifik, pertanyaan “konsep ketahanan nasional diperkenalkan oleh siapa?” tidak dapat dijawab dengan menunjuk pada satu individu tunggal. Konsep ini adalah hasil dari sebuah proses evolusi pemikiran strategis yang melibatkan banyak tokoh, lembaga, dan pengalaman historis di Indonesia. Namun, dapat dikatakan bahwa konsep ketahanan nasional diperkenalkan oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) sebagai institusi yang secara formal merumuskan dan menyosialisasikannya.

Pada awal perkembangannya, banyak pemikir dan perwira tinggi militer berkontribusi pada formulasi awal ini, dengan dorongan kuat dari situasi geopolitik pasca-G30S/PKI. Para pendiri dan pengkaji di Lemhannas, yang terdiri dari akademisi, militer, dan praktisi pemerintahan, secara kolektif mengembangkan kerangka berpikir yang komprehensif ini. Oleh karena itu, lebih tepat untuk menyatakan bahwa konsep ketahanan nasional diperkenalkan oleh sebuah kolektif intelektual dan strategis yang berpusat di Lemhannas, sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak akan stabilitas dan kelangsungan hidup bangsa.

Baca Juga:  bangga menjadi bangsa Indonesia adalah berbesar hati atau merasa gagah karena ?

Dimensi-Dimensi Ketahanan Nasional sebagai Keadaan yang Diharapkan

Melihat Ketahanan Nasional sebagai sebuah keadaan yang seharusnya dipenuhi mengharuskan kita untuk memahami dimensi-dimensi yang membentuknya. Setiap gatra dalam Astagatra memiliki kondisi ideal yang ingin dicapai agar secara keseluruhan bangsa menjadi tangguh.

Ketahanan Ideologi dan Politik

Dalam konteks ideologi, kondisi ideal yang diharapkan adalah terwujudnya masyarakat yang secara teguh memegang Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup. Tidak ada ideologi lain yang mengancam persatuan, dan nilai-nilai Pancasila terinternalisasi dalam setiap sendi kehidupan. Secara politik, ketahanan berarti terwujudnya sistem politik yang stabil, demokratis, berdaulat, dan mampu mengakomodasi aspirasi rakyat tanpa memecah belah bangsa. Kondisi ini menciptakan pemerintahan yang efektif dan legitim.

Ketahanan Ekonomi dan Sosial Budaya

Aspek ekonomi dan sosial budaya juga memiliki target kondisi yang jelas dalam konsepsi ketahanan nasional. Keduanya merupakan fondasi penting bagi kesejahteraan dan keharmonisan bangsa.

Ketahanan Ekonomi yang Mandiri

Ketahanan ekonomi sebagai keadaan yang seharusnya dipenuhi berarti terwujudnya perekonomian nasional yang mandiri, berdaya saing tinggi, dan berkeadilan. Kemandirian ekonomi mencakup kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat tanpa bergantung secara berlebihan pada pihak asing, memiliki sumber daya yang cukup, dan mampu mengelola potensi ekonomi secara optimal. Keadilan ekonomi memastikan pemerataan hasil pembangunan sehingga tidak ada kesenjangan sosial yang ekstrem.

Ketahanan Sosial Budaya yang Harmonis

Dalam dimensi sosial budaya, kondisi ideal adalah terwujudnya masyarakat yang harmonis, toleran, bersatu, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa. Keberagaman etnis, agama, dan budaya diakui dan dihormati sebagai kekuatan, bukan sebagai sumber konflik. Masyarakat memiliki identitas nasional yang kuat, mampu menyaring pengaruh budaya asing yang negatif, serta melestarikan warisan budaya sendiri. Ini mencakup pendidikan yang berkualitas dan kesehatan yang memadai bagi seluruh warga.

Baca Juga:  Alat untuk mengukur besarnya arus listrik disebut​ ?

Ketahanan pertahanan dan keamanan sebagai kondisi yang ideal adalah terciptanya negara yang mampu melindungi segenap tumpah darah Indonesia dari segala bentuk ancaman, baik militer maupun non-militer. Ini melibatkan kekuatan TNI/Polri yang profesional, modern, dan didukung oleh partisipasi aktif seluruh rakyat dalam sistem pertahanan semesta.

Implikasi dan Relevansi Konsep Ketahanan Nasional dalam Pembangunan

Pemahaman bahwa Ketahanan Nasional adalah sebuah keadaan yang seharusnya dipenuhi memiliki implikasi besar terhadap arah dan prioritas pembangunan nasional. Konsepsi ini menjadi landasan filosofis dan strategis bagi perencanaan pembangunan jangka panjang di berbagai sektor. Setiap kebijakan, program, dan proyek pembangunan harus diarahkan untuk mendekatkan Indonesia pada kondisi Ketahanan Nasional yang ideal tersebut.

Sebagai paradigma pembangunan, Ketahanan Nasional menuntut pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Tidak ada satu sektor pun yang dapat berdiri sendiri; semua harus saling mendukung dan memperkuat. Misalnya, pembangunan ekonomi harus selaras dengan penguatan ideologi Pancasila dan pemeliharaan nilai-nilai sosial budaya. Demikian pula, pertahanan dan keamanan tidak hanya dilihat dari aspek militer, tetapi juga dari kemampuan ekonomi dan kohesi sosial. Konsep ini memberikan kerangka kerja bagi para pemimpin dan pembuat kebijakan untuk mengukur kemajuan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian lebih.

Kesimpulan

Melihat Ketahanan Nasional sebagai sebuah penggambaran atas keadaan yang seharusnya dipenuhi adalah sudut pandang yang fundamental dan sangat relevan bagi Indonesia. Ini menempatkan Ketahanan Nasional bukan hanya sebagai proses, melainkan sebagai sebuah kondisi ideal yang menjadi tujuan akhir dari seluruh upaya pembangunan bangsa. Konsep ketahanan nasional diperkenalkan oleh Lemhannas bersama para pemikir strategis nasional sebagai respons terhadap tantangan internal dan eksternal, dan terus berkembang sebagai pedoman utama.

Dengan mengadopsi perspektif ini, setiap elemen bangsa memiliki tolok ukur yang jelas untuk berkontribusi dalam mencapai Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian. Ketahanan Nasional sebagai kondisi ideal menggariskan sebuah visi tentang masa depan yang kuat dan sejahtera, di mana seluruh dimensi kehidupan nasional berada dalam kondisi optimal untuk menghadapi segala bentuk ancaman dan tantangan, memastikan keberlanjutan eksistensi dan kemajuan bangsa.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top